Strategi Penerapan Teknologi Pertanian dan Pengembangan Usaha Budidaya Serai Wangi Di Kawasan AMKE (Area Model Konservasi Edukasi) Panderman Kota Batu
Abstract
Minyak serai wangi merupakan salah satu komoditas atsiri yang sangat prospektif di antara 12 minyak atsiri yang diekspor oleh Indonesia. Kampung Edukasi Healing Forest dan HHBK Center AMKE (Area Model Konservasi Edukasi) di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, merupakan inisiatif wisata edukasi yang mengedepankan pelestarian lingkungan alam. Meskipun budidaya tanaman serai wangi di kawasan wisata edukasi AMKE masih terbatas, tanaman ini memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan tergolong mudah tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat penerapan teknologi pertanian dalam budidaya serai wangi, mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi budidaya, serta merumuskan strategi pengembangan usaha budidaya serai wangi di kawasan AMKE. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara langsung. Analisis data dilakukan menggunakan versi Miles dan Huberman serta Matriks SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan teknologi pertanian dalam budidaya serai wangi di kawasan AMKE Panderman Kota Batu cukup bervariasi. Kekuatan utama termasuk kualitas hasil panen yang baik, penggunaan varietas unggul, dan produktivitas tinggi, sedangkan faktor eksternal meliputi dukungan kelompok tani, program pelatihan pemerintah, dan akses pasar. Faktor internal mencakup kekuatan seperti hasil panen yang baik dan kelemahan seperti rendahnya kualitas SDM petani. Strategi pengembangan usaha budidaya serai wangi di kawasan AMKE Panderman Kota Batu sebaiknya difokuskan pada kombinasi kekuatan internal dan peluang eksternal, dengan mengarahkan kelompok tani pada strategi SO (Strength - Opportunities) berdasarkan hasil analisis kuadran I dengan titik koordinat (0,65 ; 0,10).
Collections
- Skripsi [231]