Show simple item record

dc.contributor.authorLelu, KK
dc.contributor.authorAgastya, IMI
dc.contributor.authorFikrinda, W
dc.date.accessioned2024-09-10T07:14:45Z
dc.date.available2024-09-10T07:14:45Z
dc.date.issued2024-08-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3968
dc.description.abstractTanaman sayur yang memiliki ciri tumbuhan berkayu, bercabang, dan tegak termasuk dalam tanaman hortikultura, termasuk tanaman cabai. Ada beberapa jenis tanaman cabai yang tumbuh di Indonesia, termasuk cabai rawit (Capsicum frustescens L.). Ada beberapa alasan mengapa hasil panen tanaman cabai Indonesia menurun, termasuk hama dan penyakit, kualitas tanah yang buruk akibat penggunaan pupuk kimia atau anorganik yang berlebihan, dan faktor lainnya. Agen hayati dapat digunakan sebagai sarana penerapan tindakan pengendalian organik. Agen hayati, atau senyawa yang berasal dari tanaman dengan sifat bioaktif, merupakan pestisida pengganti untuk pengendalian OPT. Agen hayati dibuat dari asap cair dari tempurung kelapa. Biochar, di sisi lain, merupakan bahan organik dengan kualitas stabil yang dapat digunakan sebagai pembenah tanah di tanah kering. Di lahan pertanian di Desa Landungsari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei tahun 2023. Dalam penelitian ini, Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial memiliki tiga kali ulangan dan dua komponen perlakuan. Tingkat perlakuan Faktor Tiga dapat dicapai dengan satu dosis pupuk biochar sekam padi (B): B0 = Kontrol (biochar tidak ada); B1 = 30 g biochar per polybag; dan B2 = 60 g biochar per polybag. Aplikasi asap cair nol, aplikasi asap cair A1, aplikasi asap cair A2, dan aplikasi asap cair A3 adalah empat tingkat perlakuan yang membentuk faktor dua dosis asap cair (A) dari tempurung kelapa. Total tiga puluh enam unit percobaan dua belas kali tiga, atau tiga kali ulangan dan dua belas kombinasi perlakuan dari perlakuan ini. Total tujuh puluh dua tanaman, dua tanaman di setiap unit percobaan. Beberapa kriteria pengamatan meliputi perendaman benih, penanaman, pelabelan, pelabelan, pemindahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Kriteria lainnya meliputi penerapan asap cair dari tempurung kelapa, penerapan arang sekam padi, dan penyiapan media tanam. Aplikasi kombinasi biochar sekam padi dan asap cair dari tempurung kelapa memiliki dampak substansial pada semua elemen pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit, menurut hasil penelitian. Perlakuan B2A3 menghasilkan rata-rata terbaik di semua ukuran, menurut data. Perlakuan tersebut terdiri dari 60 g biochar sekam padi dan 9% asap cair dari tempurung kelapaen_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian dan Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malangen_US
dc.subjectBiochar sekam padi, asap cair tempurung kelapaen_US
dc.titlePengaruh Aplikasi Biochar Sekam Padi dan Asap Cair Tempurung Kelapa Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frustescens L.)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0701078903
dc.identifier.nidnNIDN0711018901
dc.identifier.nimNIM2018330024
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54211#AGROTEKNOLOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [217]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Agroteknologi

Show simple item record