Show simple item record

dc.contributor.authorRia, MA
dc.contributor.authorAldya, RF
dc.contributor.authorFidiastuti, HR
dc.date.accessioned2024-10-17T05:06:27Z
dc.date.available2024-10-17T05:06:27Z
dc.date.issued2024-10-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/4014
dc.description.abstractPeningkatan kualitas sumber daya manusia suatu negara melalui pendidikan dapat mendorong pertumbuhannya. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas manusia melalui proses kemanusiaan karena hakikat pendidikan itu sendiri. Salah satu disiplin ilmu yang sering dibahas di berbagai jenjang pendidikan adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). Hal ini dikarenakan IPA merupakan salah satu disiplin ilmu yang membentuk proses pembelajaran interdisipliner. Pengetahuan dan pemahaman sains merupakan prasyarat bagi semua siswa (Segala 2013). Menurut Tritanto dan Purwasari (2013), sains merupakan sekumpulan gagasan sistematis yang dapat diterapkan secara luas, yang terbatas pada kejadian alamiah dan hasil prosedur ilmiah seperti pengujian dan pengamatan. Memiliki pola pikir ilmiah, yang meliputi sifat-sifat seperti keterbukaan, kejujuran, rasa ingin tahu, dan sebagainya, merupakan prasyarat lain untuk belajar. Pengetahuan sains, menurut Indarti (2012), merupakan sekumpulan pengetahuan yang dikumpulkan melalui proses pengumpulan data melalui pengamatan, eksperimen, dan deduksi untuk memberikan penjelasan yang dapat dipercaya tentang suatu fenomena. Salah satu aspek terpenting dalam hidup adalah belajar, terutama untuk bertahan hidup dan pertumbuhan pribadi. Belajar memfasilitasi pemahaman ide-ide baru dan memungkinkan seseorang untuk melihat perubahan dalam perilaku, kognisi, dan sikap. Belajar adalah cara berpikir yang menekankan pada eksplorasi dan penemuan informasi melalui kerja soliter di lingkungan kelas. Menurut Cintia (2018), paradigma pembelajaran penemuan membuat siswa menemukan konsep berdasarkan berbagai fakta atau informasi yang dikumpulkan melalui eksperimen dan observasi. Dengan mematuhi kriteria LKPD, yang mencari solusi untuk masalah yang tidak teridentifikasi, siswa mengumpulkan informasi. Hal ini terjadi karena siswa tidak memiliki informasi persiapan sebelumnya; sebaliknya, LKPD dibuat berdasarkan hasil. Lembar kerja yang dibuat oleh siswa juga dapat memberikan ide untuk teknik pembelajaran penemuanen_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectLembar Kerja Peserta Didik, Discovery Learning, Klasifikasi Makhluk Hidupen_US
dc.titlePengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Discovery Learning di Kelas VII pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di SMP Sunan Giri Malangen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0714039401
dc.identifier.nidnNIDN0709018702
dc.identifier.nimNIM2018710047
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI84025#PENDIDIKANBIOLOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record