Respon Pemberian Pupuk Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kale (Brasicca oleraceae var. acephala)
Abstract
Kangkung dikenal sebagai "ratu sayuran" karena memiliki kandungan kalsium, protein, vitamin C, dan vitamin A empat kali lebih banyak dibandingkan sayuran lainnya. Kangkung yang merupakan tanaman semusim ini membutuhkan waktu 40 hingga 50 hari untuk membusuk setelah ditanam. Salah satu teknik pertanian yang efektif untuk meningkatkan hasil panen adalah pemupukan. Perkembangan tanaman dan kondisi tanah dapat ditingkatkan dengan penggunaan pupuk organik, seperti pupuk kandang ayam. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang ayam dalam produksi kangkung, diperlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dosis pupuk kandang ayam yang optimal untuk meningkatkan perkembangan dan produktivitas tanaman kangkung. Penelitian untuk penelitian ini dilakukan di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada bulan Mei dan Juni 2024. Dalam penelitian ini, komponen awal Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) adalah media tanam, tanah (T0), dan arang sekam padi (T1). Untuk bahan kedua, jumlah pupuk kandang ayam yang disarankan adalah A0 (0 gram/tanaman), A1 (80 gram/tanaman), dan A2 (160 gram/tanaman). Jika temuan analisis variansi (ANOVA) menunjukkan pengaruh yang nyata, pengujian selanjutnya menggunakan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Berdasarkan temuan ini, tinggi awal tanaman kangkung pada umur 14 HST tidak terpengaruh oleh penggunaan arang sekam padi pada media tanam. Jika dibandingkan dengan kontrol, pemberian pupuk kandang ayam hingga 80 g/tanaman memberikan dampak yang lebih besar terhadap jumlah daun pada umur 28 HST (6,89) dan lebar daun pada umur 28 dan 35 HST. Setiap tanaman menerima perlakuan 160 g kotoran ayam. Untuk setiap tanaman, disarankan pemberian 80 g kotoran ayam.
Collections
- Skripsi [201]