Show simple item record

dc.contributor.authorMandenas, A
dc.contributor.authorAgastya, IMI
dc.contributor.authorFikrinda, W
dc.date.accessioned2025-02-24T03:30:30Z
dc.date.available2025-02-24T03:30:30Z
dc.date.issued2025-02-28
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/4200
dc.description.abstractAllium ascallonicum L., yang sering dikenal sebagai bawang merah, merupakan produk hortikultura yang termasuk dalam kelompok sayuran dan rempah-rempah umum yang penting untuk kehidupan sehari-hari atau memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Namun, kita belum mengetahui bagaimana bawang merah diproduksi. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengembangan tanaman yang berbasis pada rekayasa lingkungan, seperti penerapan naungan dan biofertilizer berbasis mikoriza, untuk meningkatkan hasil bawang merah. Masalah intensitas cahaya yang disebabkan oleh hujan lebat dapat diatasi dengan menyediakan naungan. Naungan terutama berfungsi untuk melindungi tanaman dari hujan langsung dan menjaga kestabilan muka air tanah, yang keduanya mengurangi erosi tanah. Mikoriza merupakan alternatif pupuk sintetis yang dapat digunakan petani untuk meningkatkan hasil dan pertumbuhan tanaman. Mikoriza memiliki fungsi penting dalam meningkatkan hormon yang mendorong perkembangan tanaman dan ketersediaan udara, yang menjelaskan hal ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk memastikan bagaimana mikoriza dan naungan paranet memengaruhi perkembangan dan hasil bawang merah varietas lokananta (Allium ascalonicum L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2024 di lahan petani di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dalam rancangan petak lengkap penelitian ini, terdapat dua komponen perlakuan, yaitu perlindungan paranet (P) yang memiliki tiga nilai, yaitu P0 = 0% (kontrol), P1 = 50%, dan P2 = 75%. M0 yang biasa disebut faktor 2 merupakan komponen nonmikoriza (kontrol) dari dosis mikoriza (M). Setiap tanaman mendapat 15 gram M2 dan 10 gram M1. Kriteria pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, berat basah dan kering umbi, jumlah umbi, dan hasil produksi. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F pada taraf 5%. Untuk mengetahui pengaruh terapi secara bermakna, dilakukan pengujian lanjutan dengan uji BNT pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian naungan paranet 75% (P2) menghasilkan tinggi tanaman 38,69 cm dan jumlah helai daun 24,11 helai. Setelah pemberian mikoriza 15 g per tanaman (M2), tinggi tanaman bertambah 39,16 cm, jumlah daun bertambah 24,44 helai, serta berat basah dan kering masing-masing bertambah 75,33 dan 35,39 gram.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectParanet, Mikoriza, Pertumbuhan, Produksi, Bawang merahen_US
dc.titlePengaruh Naungan dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Varietas Lokananta (Allium ascalonicum L)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0701078903
dc.identifier.nidnNIDN0711018901
dc.identifier.nimNIM2019330072
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54211#AGROTEKNOLOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [217]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Agroteknologi

Show simple item record