Pemanfaatan Bicomat dan POP Bolga Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.) Musim Tanam Kedua
Abstract
Terong ungu (Solanum melogena L.) merupakan komoditas pertanian yang penting di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan komposisi gizi yang cukup lengkap. Salah satu jenis sayuran yang cukup digemari oleh masyarakat setempat adalah terong ungu. Badan Pusat Statistik Jawa Timur (2017) melaporkan bahwa produksi tanaman sayuran, khususnya tanaman terong, turun sebesar 71.114 ton pada tahun 2014 dan 63.057 ton pada tahun 2017 . Produksi tanaman terong pada semester pertama tahun 2019 di jawa timur sebesar 679.565 kwintal dan 4.019 ha, menurut Badan Pusat Statistik (2021). Namun, pada tahun 2020, produksi mencapai 730.091 kwintal dan 4.017 ha lahan. Banyak penelitian telah dilakukan dengan menggunakan Bicomat untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman.
Tujuan penelitian ialah terdapat kombinasi dosis bicomat dan POP bolga yang tepat dalam meningkatkan produksi Terong ungu. Penelitian ini menggunakan RAK faktorial. Perlakuan 1 : Bicomat (B) yaitu: B0 = Kontrol (0 ton/ha), B1 = 10 ton/ha, B2 = 20 ton/ha. Perlakuan 2. POP Bolga (G) yaitu : G0 = Kontrol (0 ton/ha), G1 = 10 ton/ha, G2 = 20 ton/ha. Parameter pengamatan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah bunga, berat buah pertanaman, diameter buah, panjang buah dan hasil. Selanjutnya data diuji ANOVA pada taraf 5% dan 1%, apabila nyata maka diuji BNT 5%.
Hasil penelitian residu bicomat pada musim tanam kedua parameter panjang buah dan hasil menunjukkan terjadi interaksi bicomat dan pop bolga pada, sedangkan tinggi tanaman,jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, umur berbunga, jumlah buah, diameter buah dan berat buah per tanaman terong masih belum memberikan pengaruh yang signifikan, sehingga pertumbuhan terbaik pada interaksi bicomat dan pop bolga yaitu B2G2 (bicomat 20 ton/ha) dan pop bolga dengan nilai rata-rata 18,45 cm. Hasil pertumbuhan tanaman terong terbaik pada musim tanam kedua ada pada perlakuan B2G2 dengan nilai rata-rata 4,87 ton/ha dibandingkan pada musim tanam pertama memiliki hasil lebih tinggi yaitu 5,92 ton/ha pada bicomat B2 (20 ton/ha).
Collections
- Skripsi [217]