dc.contributor.author | Feorentina, EI | |
dc.contributor.author | Hamzah, A | |
dc.contributor.author | Sumiati, A | |
dc.date.accessioned | 2025-05-24T03:46:55Z | |
dc.date.available | 2025-05-24T03:46:55Z | |
dc.date.issued | 2025-05-28 | |
dc.identifier.uri | https://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/4316 | |
dc.description.abstract | Pertumbuhan produksi dan penanaman pohon apel menjadikan Kota Batu sebagai pusat produksi apel Indonesia. Karena kondisi agroklimatnya yang sering kali tinggi dan kering, Kota Batu menjadi episentrum produksi apel Indonesia, berkat pohon apelnya yang terkenal. Ada dua musim panen yang berbeda, dan penanaman apel berlangsung sepanjang tahun. Petani semakin bergantung pada pupuk kimia dan pestisida sebagai konsekuensi dari "Revolusi Hijau". Akibatnya, sebagian besar produsen apel sangat bergantung pada pupuk kimia dan pestisida dan menggunakan metode penanaman yang cukup intensif. Selain mengonsumsi sejumlah besar bahan organik dan nutrisi tanah, metode pertanian intensif akan menurunkan kesuburan tanah dan merusak lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat keparahan serangan hama dan penyakit pada pohon apel. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian ini dilakukan mulai awal Juni 2024 dan berlangsung selama tiga minggu. Proporsi serangan hama dan penyakit diteliti menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima kali ulangan. Selain itu, dibuat lima subplot yang masing-masing diharapkan dapat mewakili seluruh populasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada pengamatan serangan hama lalat buah pada tanaman apel terlihat bahwa persentase rata-rata serangan hama lalat berbeda beda pada setiap plot pengamatan dengan jumlah tanaman yang berbeda. Rata-rata intensitas serangan dengan persentase serangan paling sedikit ditunjukan pada plot dengan jumlah pohon paling banyak yaitu 83 pohon dengan persentase 4,46 %. Hal ini menunjukan bahwa jumlah populasi tanaman yang banyak akan menekan serangan hama, sebaliknya jika populasi tanaman semakin sedikit maka persentase serangannya juga lebih besar. Hasil penelitian pengamatan serangan penyakit bercak daun pada tanaman apel menunjukan adanya pengaruh nyata. Hal ini dilihat pada Tabel 2. Dimana persentase rata-rata serangan penyakit berbeda-beda pada setiap plot dengan jumlah populasi tanaman yang berbeda. Terlihat persentase serangan penyakit paling sedikit ditunjukan pada populasi tanaman 83 pohon dengan persentase 4,67 % dan berbeda dengan yang lainnya. Pada Hasil pengamatan serangan penyakit embun tepung pada tanaman apel menunjukan bahwa adanya pengaruh nyata terhadap intensitas serangan penyakit embun tepung dengan rata-rata persentase serangan paling sedikit yaitu pada petak dengan jumlah tanaman paling banyak yaitu 83 tanaman dengan persentase 2,42%. maka Dari itu kesimpulan di atas menunjukkan bahwa besar kecilnya serangan pada pohon apel tidak pengaruh karena banyaknya jumlah pohon dan sedikitnya jumlah pohon. Karena penyakit itu sendiri muncul karena jamur. | en_US |
dc.description.sponsorship | Yayasan Bina Patria Nusantara | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi | en_US |
dc.subject | Tanaman Apel , Lalat Buah, Penyakit Embun Tepung dan Bercak Daun | en_US |
dc.title | Intensitas Serangan Hama dan Penyakit Pada Tanaman Apel (Malus Sylvestris) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nidn | NIDN0027056718 | |
dc.identifier.nidn | NIDN0718108901 | |
dc.identifier.nim | NIM2017330018 | |
dc.identifier.kodeprodi | KODEPRODI54211#AGROTEKNOLOGI | |