dc.description.abstract | Cabai merah besar (Capsicum annum L.) adalah sayuran yang sangat berharga. Data BPS memperlihatkan produksi cabai merah di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun belum signifikan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan varietas dengan kualitas yang rendah, kondisi lahan yang tidak mendukung, serta kelangkaan pupuk bersubsidi. Selain itu kendala utama yang dihadapi petani cabai yakni rentan terkena penyakit, misalnya penyakit layu terinfeksi bakteri ralstonia dan penyakit busuk buah antraknosa. Faktor yang sangat krusial dalam budidaya adalah pemanfaatan pupuk organik sebagai substitusi pupuk kimia dan asap cair tempurung kelapa sebagai pestisida nabati.
Riset akan dilakukan di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, dan dijalankan pada Maret 2023 sampai Juli 2023. Metode yang dipakai yakni Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama merupakan bahan organik yaitu : B0 (Kontrol), B1 (500 g/tanaman), B2 (5 ml/L air). Faktor kedua yaitu : A0 (Kontrol), A1 (Asap cair 10 ml/L air), A2 (Asap cair 20 ml/L air). Parameternya meliputi jumlah daun, tinggi, diameter batang, usia berbunga, total jumlah buah/tanaman, total bobot buah per tanaman, hasil produksi, insidensi penyakit, diameter luka. Hasilnya diperoleh bahwa tidak ada keterkaitan pada perlakuan berbagai bahan organik dan asap cair tempurung kelapa secara terpisah. Hasil terbaik menunjukan perlakuan pemberian berbagai jenis bahan organik PGPR 5 ml/ l air yaitu mencapai rata rata 15,94 helai daun, diameter batang 4,46 mm, berat buah mencapai 50,65 gr dan hasil produksi 3,65 ton/ha, dan mampu menekan insidensi penyakit terendah 12%. | en_US |