dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran penyuluh pertanian dalam pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum annuum L) di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan survei, dan 30 petani dipilih secara acak untuk berpartisipasi. Survei, studi kasus, observasi, dan catatan digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Skala likert dengan sistem skoring digunakan dalam analisis data untuk mengevaluasi bagaimana penyuluhan mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai merah.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa agen penyuluhan pertanian menggunakan teknik penyuluhan langsung dan tidak langsung dalam pekerjaan mereka. Interaksi tatap muka antara agen penyuluhan dan petani, seperti pertemuan kelompok tani, demonstrasi lapangan, dan konsultasi langsung, adalah cara pendekatan langsung diterapkan. Di sisi lain, pendekatan tidak langsung menggunakan media sosial sebagai pengganti pertemuan langsung. Dengan menawarkan instruksi dan arahan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian petani dalam menanam cabai merah, agen penyuluhan memenuhi peran sebagai mentor. Dengan menyatukan petani dan menawarkan bimbingan dan dorongan untuk meningkatkan produktivitas, mereka juga berperan sebagai organisator dan motivator. Agen penyuluhan bertindak sebagai fasilitator, membantu petani dengan berbagai tugas pertanian seperti pengelolaan lahan, menerapkan kemajuan teknologi pertanian, mengendalikan hama dan penyakit, dan menggunakan pestisida dan pupuk dengan tepat. Agen penyuluhan juga berperan sebagai komunikator, membantu petani mengatasi berbagai masalah dan mendidik mereka tentang metode pertanian yang berkelanjutan dan lebih produktif.
Dengan skor 369 atau 82% berdasarkan hasil pemeriksaan produksi dan pemahaman mereka tentang budidaya cabai merah, petani di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, menunjukkan tingkat keahlian yang sangat tinggi. Pertumbuhan dan perkembangan industri pengolahan didukung oleh tingkat pengetahuan yang tinggi ini. Agar produksi cabai merah memberikan hasil panen terbaik, petani harus menyadari pentingnya perawatan tanaman dan terus mempelajari teknik dan teknologi baru. Ketiga, penyuluh memberikan pengetahuan yang luas kepada petani tentang cara menanam cabai merah dalam upaya meningkatkan produktivitas. Dan produksi cabai merah sangat tinggi, termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan skor 844, 80%. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, memiliki produktivitas cabai merah yang sangat tinggi, yang didukung oleh tingkat pendidikan dan keahlian petani yang tinggi. Petani sudah mengetahui cara mengelola air, pemupukan, dan pemilihan benih, serta cara mengendalikan hama dan penyakit secara efektif. | en_US |