Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan budaya, termasuk seni tari tradisional yang sarat nilai sosial dan spiritual. Namun, globalisasi dan dominasi budaya populer menyebabkan penurunan minat generasi muda terhadap kesenian tradisional, termasuk Tarian Woleka di Sumba Barat Daya. Tarian ini memiliki makna filosofis dan nilai simbolik penting bagi masyarakat Sumba, namun kini terancam punah karena minimnya pewarisan dan dokumentasi. SDN Rada Ghalla menjadi contoh sekolah yang berupaya melestarikan Tarian Woleka melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pembelajaran berbasis proyek sesuai dengan Kurikulum Merdeka dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pelestarian budaya lokal di sekolah tersebut, termasuk metode pembelajaran, tantangan yang dihadapi, serta dampaknya terhadap karakter siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa meskipun terdapat upaya positif, pelaksanaan program pewarisan budaya menghadapi kendala seperti kurangnya tenaga ahli, fasilitas terbatas, dan pengaruh media digital. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan solusi seperti pelatihan guru, kolaborasi dengan komunitas adat, dan integrasi kurikulum berbasis budaya lokal. Tujuan akhirnya adalah membangun model pembelajaran efektif yang dapat dijadikan rujukan nasional dalam pelestarian budaya daerah.