Mayoritas penyulingan minyak atsiri serai wangi di Indonesia masih dijalankan oleh penduduk lokal yang belum berpengalaman dalam teknik pengolahan. Akibatnya, minyak atsiri yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan, meskipun kualitas dan komposisi komponen esensial minyak atsiri memiliki dampak yang signifikan terhadap harga jualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kelompok Tani Panderman berkolaborasi dalam meningkatkan hasil pengolahan minyak atsiri serai wangi di Kawasan Model Pendidikan dan Konservasi (AMKE) Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu. Penelitian deskriptif kualitatif ini melibatkan tiga puluh satu petani. Dalam pola perdagangan umum, petani menjual distilat langsung kepada pengumpul atau pedagang dengan harga pasar. Dalam pola subkontrak, petani bekerja sama dengan perusahaan herbal dan kosmetik yang menyediakan bantuan teknis, jaminan harga, dan standar kualitas produk. Namun, peningkatan hasil pertanian masih terhambat oleh kurangnya pendanaan, fluktuasi harga pasar, teknologi distilasi, dan aksesibilitas pasar.