Intensitas kegiatan yang membutuhkan ruang untuk diakomodasi, terutama di ruang terbuka publik, telah meningkat akibat perkembangan cepat kota-kota. Taman kota, lapangan sepak bola, plaza kota, pantai, taman nasional, ruang terbuka hijau (RTH), dan berbagai jenis taman adalah contoh ruang terbuka publik, menurut Carr (2019). Sebagai area publik, taman kota membantu menyeimbangkan ritme gaya hidup perkotaan yang sehat. Menurut Farkhan (2022), ruang terbuka publik berfungsi sebagai lokasi untuk acara komunitas secara berkala, menawarkan lahan dan ruang kerja untuk memfasilitasi berbagai kegiatan seperti bermain, bersosialisasi, dan rekreasi. Taman Kunang-Kunang Kota Malang menjadi destinasi populer bagi masyarakat untuk rekreasi, bermain, dan berolahraga. Perilaku pengunjung dipengaruhi oleh tata letak, kebersihan, keindahan taman, dan fasilitas yang tersedia. (Notoadmodjo, 2017) mengemukakan bahwa perilaku pengunjung dapat menghasilkan rangsangan yang menentukan sikap atau tindakan suka atau tidak suka dari perilaku para pengunjung, yang terjadi secara langsung atau terjadi secara tidak langsung. Kajian ini bertujuan untuk memahami perilaku pengunjung dari berbagai kalangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan mereka. Tujuan dalam penelitian ini yaitu peneliti dapat mengidentifikasi perilaku pengunjung sebagai pengguna taman kunang-kunang kota malang. Untuk membantu dengan interpretasi dan justifikasi analisis pemetaan perilaku, studi ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan teknik penentuan aktivitas (Place-Centered Mapping, Person- Centered Mapping dan Teknik Time Budget. Untuk pengambilan observasi dan dokumentasi pada para pengunjung di Taman Kunang-Kunang Kota Malang menggunakan teknik observasi dan dokumentasi yaitu dengan target 36 pengunjung yang akan menjadi patokan analisis aktivitas. Berdasarkan hasil kajian terhadap Tiga situs (A, B, dan C) dan tiga periode waktu (pagi, siang, dan malam) menunjukkan pola aktivitas pengunjung yang berbeda, menurut temuan studi ini. Situs A kurang aktif di siang hari dan lebih aktif di malam hari. Situs B mengalami aktivitas minimal di siang hari dan aktivitas yang kuat di pagi dan malam hari. Situs C, di sisi lain, secara konsisten memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi dan melampaui target pencapaian pengunjung. Fasilitas, aktivitas, dan cuaca di taman semua berdampak pada perilaku pengunjung. Temuan studi ini dapat menjadi panduan untuk meningkatkan kualitas taman dan mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas, yang akan meningkatkan kepuasan pengunjung.