dc.description.abstract | Brangkasan adalah limbah pertanian yang sangat berpotensial untuk dijadikan pakan ternak sebab banyaknya brangkasan yang terbengkalai. Hasil umbi dari ubi jalar diperlukan sebagai bahan pangan, sedangkan brangkasan ubi jalar juga dapat dijadikan sebagai pakan ternak dengan cara diawetkan menjadi hay. Hal ini berguna agar dapat membantu peternak dalam pemanfaatan limbah hasil pertanian guna penyediaan pakan ternak pada musim kemarau agar produktifitas ternak tetap terjaga. Hay adalah limbah pertanian berupa rumput-rumputan atau leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering dengan kadar air 20-30%. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus – Oktober 2019 yang terbagi dalam tiga tahap yaitu penanaman tanaman ubi jalar yang bertempat di Agro Techno Park Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Kepanjen. Tahap kedua pembuatan hay di Laboratorium Aneka Ternak Universitas Tribhuwana Tunggadewi, dan tahap ketiga analisis kandungan BO, BK, dan PK di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Universitas Brawijaya. Penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dengan 3 ulangan terdiri dari P1= brangkasan ubi jalar yang dipangkas pada umur 90 hari, P2 =brangkasan ubi jalar yang dipangkas pada umur 120 hari, P3 = brangkasan ubi jalar yang dipangkas pada umur 150 hari.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan sangat berbeda nyata (P<0,01) terhadap kandungan Bahan Kering brangkasan ubi jalar dengan rata-rata kandungan Bahan Kering (BK) hay brangkasan ubi jalar yaitu V1= 55,70 ±6,63a, V2=93,09±2,03b, V3=90,99 ±0,55b dan pada perlakuan kandungan Bahan Oragani menunjukan berbeda nyata (P<0,05) terhadap kandungan Bahan Organik hay brangkasan ubi jalar dengan rata-rata kandungan bahan organik (BO) hay brangkasan ubi jalar yaitu V1= 86,75 ± 0,88a, V2=88,50±0,78b, V3=88,80 ±0,55b, akan tetapi pada perlakuan kandungan Protein Kasar hay brangkasan tidak berbeda nyata (P>0,05), dengan rata-rata V1= 16,79 ±2,00b, V2=14,26±0,32a, V3=16,75 ±0,10b. Berdasarkan hasil penelitian bahwa umur panen yang berbeda antara 90, 120, dan 150 hari berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan Bahan Kering, kandungan Bahan Organik, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terdadap protein kasar. Tetapi umur pemotongan 90 hari memberikan produksi nutrisi yang tinggi. Dengan adanya penelitian ini disarankan adanya penelitian selanjutnya untuk mengetahui penggunaan hay dengan umur panen yang berbeda terhadap produktivitas ternak. | en_US |