dc.description.abstract | Lahan gambut eksistensinya di Indonesia luasnya 20.600.000 H dengan persentase 10,8% daripada luasnya properti Indonesia. Dari luas itulah, kisaran 5.700.000 H dengan persentase 27,8% berada di Kalimantan. Lahan gambut ialah pemandangan yang terbentuk dari tanah yang muncul karena kerusakan vegetasi pohon yang terendam air sehingga keadaannya anaerobik. Hal ini menjadi persoalan bagi petani di Kalbar dimana tingkat kekayaan gambutnya hilang sehingga petani tidak menbisakan hasil kreasi yang bagus, khususnya dalam pengembangan tanaman semur kacang bergelombang. Penelitian ini diharapkan bisa memutuskan dampak pencampuran tanah alami dan tanah mineral terhadap pengembangan dan pembuatan rebusan bergelombang (Capsicum annuum L.).
Ujian diselesaikan di Nursery yang diklaim oleh Pembinaan Elim Kalimantan dan SMKS Elim Kalimantan berada di Kawasan Anjongan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Batas-batas yang diperhatikan ialah tingkat tanaman, kuantitas daunnya, kuantitas cabangnya, berat basah, beban kering anakan dan tingkat perkembangan bibit. Informasi yang bisa diperiksa memakai ANOVA dan kalau ada perbedaan yang sangat besar diantaranya obat-obatan, lanjutkan dengan uji Most Un-Tremendous Distinction (BNT) pada tingkat 5%.
Dari hasil riset memaparkan sebagai melakukan pengembangan rebusan kacang panjang (Capsicum Annum L.) pada tingkat tanaman yang bagus dibisa pada WAP berumuran 12 tahun sebesar 35,6 sentimeter dengan kuantitas daun paling banyak yang ada di WAP umur 12 tahun dengan senilai 18,5 helai, kuantitas batang pada WAP berumur 12 tahun dengan hasil serupa senilai 9,5. Kuantitas khas rebusan kacang panjang (Capsicum Annum L.) ialah yang paling penting, nilai hasil ialah 6,38 g. Beban basah khas paling tinggi dari rebusan bergelombang (Capsicum Annum L.) menbisa hasil yang sama senilai 40,62 g. Beban kering rata-rata paling penting dari rebusan kacang bergelombang (Capsicum Annum L.) dibisa hasilnya senilai 8,43gram. | en_US |