dc.description.abstract | Tanaman padi (Oryza sativa L.) Merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok sebagian besar penduduk. Dengan demikian, pengaturan ketahanan pangan merupakan konsentrasi mendasar dalam pergantian peristiwa pedesaan (Anggraini, 2013). Menurut BPS (2019), produksi beras pada 2019 masih lebih dari 1,53 juta ton. Untuk situasi ini, kawasan hortikultura menghadapi ujian untuk memperluas produktivitas dan memajukan pemanfaatan aset tanah. Peningkatan ini harus dimungkinkan dengan memperluas efektivitas penanaman melalui pedoman kerangka kerja dan dengan memperluas usia bibit di pembibitan. Pengaturan situasi tanam yang tepat dan umur bibit, serta pemanfaatan varietas padi yang dominan, sangat berpengaruh dalam perkembangan tanaman serta efisien waktu dan mencapai efisiensi yang ideal. Upaya untuk membangun efisiensi tanaman padi adalah untuk memenuhi kebutuhan suplemennya. Persiapan berarti menambahkan suplemen yang dibutuhkan oleh tanaman karena suplemen yang terkandung dalam kotoran umumnya tidak cukup untuk menghidupi perkembangan tanaman secara ideal. Biocomat adalah kompos alami yang merupakan campuran atau kombinasi dari biochar dan pupuk humat korosif. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok atau RAK dengan 4 obat dan 3 ulangan untuk mendapatkan 12 tanaman.: P0 : 0 ton/ha (tanpa kompos biocomat), P1 : 10 ton/ha (40 g/pot), P2 : 20 ton/ha (80 g/pot), P3 : 30 ton/ha (120 g/pot). Pemeriksaan akan dilakukan dalam pot dan ada beberapa tahapan, yaitu kesiapan alat dan bahan, perencanaan media tanam, penamaan, penanaman, pemeliharaan dan proses pemilahan informasi. yang dilakukan satu kali setiap minggu, dan dimulai dari tanaman 8 hari setelah tanam. Batas-batas yang diperhatikan adalah: Tingkat Tanaman (cm), Jumlah Daun (untai), Jumlah Pembalik, Lebar Batang (mm). Pemanfaatan pupuk biohumik dengan porsi 40 gram/pot dapat memberikan hasil yang kritis pada batas tingkat tanaman dan jumlah daun pada 8 WST. | en_US |