• Login
    View Item 
    •   Beranda Rinjani
    • Fakultas Pertanian
    • Agroteknologi
    • Mahasiswa
    • Skripsi
    • View Item
    •   Beranda Rinjani
    • Fakultas Pertanian
    • Agroteknologi
    • Mahasiswa
    • Skripsi
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Perbedaan Perekat Biochar dan Asam Humat Untuk Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Rapa Subs. Chinensis)

    Thumbnail
    View/Open
    CEK SIMILARITY (723.3Kb)
    ARTIKEL (135.6Kb)
    Date
    2022-12-29
    Author
    Ngadu, PB
    Hamzah, A
    Agastya, IMI
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sayur sawi pakcoy (Brassica rapa subs. chinensis) merupakan komoditas yang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Selain ditinjau dari segi teknologi, sosial, dan ekonomi, juga sangat mendukung sehingga memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia. Indonesia belum memanfaatkan kelimpahan bahan baku organiknya sebagai negara tropis yang basah. Karena pengolahan tanah yang berlebihan dan tidak adanya pupuk organik, konsentrasi bahan organik tanah baru-baru ini turun secara signifikan.. Menerapkan zat penambah tanah seperti biocar asam humat ke dalam tanah adalah salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanah. Sekitar 450 meter di atas permukaan laut, di Desa Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, penyelidikan ini dilakukan. Pada bulan Maret hingga Mei 2021, di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, penelitian ini dilakukan. Tiga ulangan dari desain faktor tunggal digunakan dalam penelitian ini. Biohumate (biochar dan asam humat) digunakan, dan ada 6 derajat perlakuan: B0 = Kontrol, Perekat sagu berat 75 gr per polibag, perekat kanji berat 75 gr per polibag, perekat porang berat 75 gr per polibag, biochar berat 75 gr per polybag, dan asam humat beratnya 50 ml per liter. Tongi Tanaman (cm), Jumlah Daun (untai), Luas Daun (cm2), Diameter Batang (mm), Berat Basah Tanaman Sawi (g), dan Berat Kering Batang Tanaman Sawi adalah beberapa parameter yang tercantum (g). Data dari observasi akan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui hasil dari setiap percobaan. Untuk mengetahui kebermaknaan perlakuan akan dilakukan analisis varians lebih lanjut (ANOVA) pada taraf 5% dan 1%. Jika terdapat perbedaan yang signifikan maka akan diperoleh kesimpulan pada taraf signifikansi 5% ( = 0,05) untuk BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan biohumat dengan parameter tinggi tanaman (dalam sentimeter), jumlah daun (untai), luas daun (dalam sentimeter persegi), diameter batang (dalam satuan milimeter persegi), dan berat kering. dari tungku (g). Aplikasi asam humat 50 ml/liter (B5) dianggap sebagai perlakuan yang paling efektif karena memungkinkan tanaman sawi menghasilkan rendemen berat basah rata-rata terbesar yaitu 110,22 g/polibag.
    URI
    https://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/2267
    Collections
    • Skripsi [222]

    Rinjani Unitri support OAI 2.0 URL  https://rinjani.unitri.ac.id/oai/request
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    Rinjani Unitri support OAI 2.0 URL  https://rinjani.unitri.ac.id/oai/request
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV