Identifikasi Jenis Ektoparasit Pada Ayam Petelur (Studi Kasus di Peternakan Bapak Jumadin di Desa Sumber Sekar)
Abstract
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan di peternakan rakyat (Mandiri) milik bapak Jumadin di Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis ektoparasit yang menyerang pada ayam petelur (Gallus-gallus) milik Bapak Jumadin di Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
Teknik purposive sampling adalah teknik yang digunakan dalam penelitian ini, dan ektoparasit dikumpulkan pada pagi hari menggunakan bulu ayam dari leher, punggung, perut, paha, ekor, dan kloaka. Ektoparasit yang telah dihitung dan ditampung dalam botol alkohol 70% setelah disimpan disana.. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : (1) menentukan jenis ektoparasit yang teridentifikasi pada ternak ayam petelur di Desa Sumber Sekar. (2) menghitung rata-rata ektoparasit yang teridentifikasi pada beberapa bagian tubuh ayam petelur di Desa Sumber Sekar. (3) menghitung persentase ektoparasit yang teridentifikasi pada beberapa bagian tubuh ayam petelur.(4). Menghitung Hen day Production (Hdp) pada ayam petelur di peternakan milik Bapak Jumadin.
Temuan menunjukkan bahwa semua ayam petelur di Desa Sumber Sekar memiliki infestasi ektoparasit. Ektoparasit yang ditemukan adalah jenis Gurem (Ornithonyssus bursa), yang diambil dari 140 ekor ayam petelur selama tahap produksi. Ectofruit penggigit ini memiliki tubuh kecil, rona kuning kecoklatan, hitam di bagian belakang dan ekor, dan bentuk tubuh melingkar dan lonjong. Mereka juga memiliki warna hitam. Kloaka yang rata-rata memiliki 143,33 ekor merupakan area tubuh ayam yang paling banyak parasitnya. Pengukuran rata-rata untuk leher, punggung, dan perut adalah 39,33 untuk kepala dan 58,23 untuk punggung. rata-rata untuk bagian ekor: 53,67.
Kesimpulan Jenis ektoparasit yang teridentifikasi adalah Produksi Hen Day untuk Bursa Ornithonyssus yang sebagian besar berada di kloaka dan rata-rata memiliki 143,33 ekor, bervariasi dari 77,19% hingga 78,95%, sedikit lebih rendah dari rata-rata Produksi Hen Day pada umur 45 minggu sebesar 77,19%. Informasi tentang perlunya memperhatikan kebersihan dan biosekuriti serta pengelolaan yang efektif dapat diberikan kepada petani sebagai saran.
Collections
- Skripsi [229]