dc.description.abstract | Analisis keempat perlakuan menunjukkan bahwa asupan BK, SK, dan LK oleh kelinci tidak berubah secara nyata (P>0,05) sebagai respon terhadap perlakuan yang menggunakan daun singkong pekat. New Zealand White. Hasil analisis data konsumsi BK : P1=203,99 ± 38,31 g/ekor/hari, P2= 201,52 ± 5,24 g/ekor/hari, P3= 212,04 ± 23,59 g/ekor/hari, P4= 201,45 ± 29,04 g/ekor/hari, konsumsi SK: P1= 38,80 ± 4,13 g/ekor/hari, P2= 37,10 ± 4,46 g/ekor/hari, P3= 38,90 ± 4,25 g/ekor/hari, P4= 36,22 ± 5,24 g/ekor/hari, konsumsi LK: P1=9,89 ± 1,65 g/ekor/hari, P2= 8,46 ± 1,08 g/ekor/hari, P3= 8,47 ± 1,02 g/ekor/hari, P4= 7,90 ± 1,23 g/ekor/hari. Menurut temuan analisis varians, penggunaan daun singkong pekat tidak memiliki dampak yang berarti (P>0,05) Berat badan dan daya cerna kelinci New Zealand White meningkat. Kelinci New Zealand White dalam penyelidikan ini memiliki pertambahan berat badan dan daya cerna harian terbaik di bawah terapi P3., dengan nilai 15,23 4,64 g/ekor/hari dan kecernaan tertinggi pada P3 dengan nilai 175,26 16,33 g/ekor/hari. Dengan memperhatikan pengaruh perlakuan terhadap nilai kecernaan dan hasil PBBH yang dicapai maka penambahan daun ketela pohon dengan level 30% dalam konsentrat menghasilkan nilai konsumsi pakan yang baik terhadap BK: 212,04 ± 23,59 g/ekor/hari, SK: 38,90 ± 4,25 g/ekor/hari, LK: 9,89 ± 1,65 g/ekor/hari, untuk menghasilkan penampilan yang baik, daun ketela pohon dapat digunakan sampai dengan level 30% Konsentrat kelinci putih dengan pakan dasar yang cukup tersedia di Selandia Baru. | en_US |