dc.description.abstract | Penelitian ini mengamati kecernaan bahan organik (KcBO) dan bahan kering (KcBK) secara in-vitro untuk melihat bagaimana perbedaan waktu fermentasi mempengaruhi parameter tersebut pada pakan lengkap yang dibuat dari pucuk tebu. Di Laboratorium Nutrisi Ternak Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang merupakan bagian dari Fakultas Pertanian, selama penelitian dilakukan produksi pakan lengkap. Laboratorium Nutrisi dan Pangan Universitas Brawijaya, Fakultas Peternakan, bertugas melakukan analisis proksimat dan pengujian in-vitro. Nilai kecernaan BK dan BO dapat dipengaruhi oleh waktu fermentasi yang berbeda. Pucuk tebu dan gamal digabungkan menjadi pakan lengkap. Obat-obatan yang dicoba adalah 4 waktu pematangan unik (0, 7, 14, dan 21 hari), diulang beberapa kali dalam rencana acak total. Kecernaan BK dan BO secara in-vitro dengan metode Tilley and Terry merupakan variabel penelitian. Variabel yang diukur tampaknya tidak berpengaruh secara signifikan oleh waktu fermentasi berbeda (P>0,05). Pada L0 kecernaan BK sebesar 63,93 persen, namun turun menjadi 46,42 persen pada L21. Contoh serupa juga ditemukan pada konsekuensi edibilitas BO, yang paling menonjol pada L0 (39,02%) dan paling sedikit pada L21 (29,04%).Dengan memperhatikan hasil kecernaan BK dan BO disimpulkan bahwa hasil kecernaan yang masih baik diperoleh dari perlakuan L14. Untuk itu disarankan pembuatan pakan komplit berbasis pucuk dikombinasikan dengan gamal dan dapat diberikan kepada ternak dengan lama simpan tidak lebih dari 14 hari. Penelitian ini mengamati kecernaan bahan organik (KcBO) dan bahan kering (KcBK) secara in-vitro untuk melihat bagaimana perbedaan waktu fermentasi mempengaruhi parameter tersebut pada pakan lengkap yang dibuat dari pucuk tebu. Di Laboratorium Nutrisi Ternak Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang merupakan bagian dari Fakultas Pertanian, selama penelitian dilakukan produksi pakan lengkap. Laboratorium Nutrisi dan Pangan Universitas Brawijaya, Fakultas Peternakan, bertugas melakukan analisis proksimat dan pengujian in-vitro. Nilai kecernaan BK dan BO dapat dipengaruhi oleh waktu fermentasi yang berbeda. Pucuk tebu dan gamal digabungkan menjadi pakan lengkap. Obat-obatan yang dicoba adalah 4 waktu pematangan unik (0, 7, 14, dan 21 hari), diulang beberapa kali dalam rencana acak total. Kecernaan BK dan BO secara in-vitro dengan metode Tilley and Terry merupakan variabel penelitian. Variabel yang diukur tampaknya tidak berpengaruh secara signifikan oleh waktu fermentasi berbeda (P>0,05). Pada L0 kecernaan BK sebesar 63,93 persen, namun turun menjadi 46,42 persen pada L21. Contoh serupa juga ditemukan pada konsekuensi edibilitas BO, yang paling menonjol pada L0 (39,02%) dan paling sedikit pada L21 (29,04%).Dengan memperhatikan hasil kecernaan BK dan BO disimpulkan bahwa hasil kecernaan yang masih baik diperoleh dari perlakuan L14. Untuk itu disarankan pembuatan pakan komplit berbasis pucuk dikombinasikan dengan gamal dan dapat diberikan kepada ternak dengan lama simpan tidak lebih dari 14 hari. | en_US |