Show simple item record

dc.contributor.authorPagaku, PU
dc.contributor.authorAfrila, A
dc.contributor.authorHandayani, S
dc.date.accessioned2023-08-22T07:27:02Z
dc.date.available2023-08-22T07:27:02Z
dc.date.issued2023-08-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3048
dc.description.abstractPenggunaan daging dan gandum membuat sifat masakannya tidak pasti. Daging dari ayam petelur terlantar yang memiliki tingkat keawetan lebih tinggi digunakan dalam penelitian ini. Bakso juga harus menyertakan jamur tiram dan tepung tulang agar tidak terlalu kasar dan lebih padat nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jamur tiram dan tepung tulang terhadap kualitas protein, abu, dan organoleptik bakso kotoran ayam petelur. Kepala penyelidikan akan bertanggung jawab dari Agustus hingga September 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut: P1= 100% Ayam Petelur Afkir, 0% tepung tulang, 0% jamur tiram. P2= 80% Ayam Petelur Afkir, 5% tepung tulang, 15% Jamur Tiram. P3= 80% Ayam Petelur Afkir, 10% tepung tulang, 10% Jamur Tiram. P4= 80% Ayam Petelur Afkir, 15% tepung tulang, 5% Jamur Tiram. P5= 80% Ayam Petelur Afkir, 20% tepung tulang, 0% Jamur Tiram. P6=80% Ayam Petelur Afkir, 0% tepung tulang, 20% Jamur Tiram. Penelitian menemukan bahwa menambahkan lebih banyak tepung tulang dan mengurangi jumlah bakso jamur tiram meningkatkan kandungan protein bakso yang dibuat dari lapisan afkir. Uji organoleptik pada naungan bakso ayam petelur yang dipisahkan tidak memberikan perbedaan yang nyata, namun pada permukaan, bau, dan rasa memberikan perbedaan yang nyata. Kandungan kotoran bakso ayam petelur penampi menunjukkan bahwa kandungan kotoran semakin berkurang dengan semakin banyak pesta tulang dan semakin rendah jamur tiram. Temuan penelitian ini tampaknya menunjukkan bahwa pengaruh jumlah bakso tulang dan jamur tiram yang dikonsumsi oleh ayam petelur pedaging tidak terlalu menonjol. Perlakuan terbaik pada kadar protein terdapat pada P5= (80% daging ayam afkir + 20% tepung tulang + 0% jamur tiram), pada kadar abu terdapat pada P2= (80% daging ayam afkir + 5% tepung tulang + 15% jamur tiram) dan uji organoleptik warna, tekstur dan aroma nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P1, sedangkan pada uji rasa nilai tertinggi terdapat pada P3. Peneliti selanjutnya sebaiknya fokus pada capacity time dan pertumbuhan kombinasi jamur tulang dan jamur tiram pada setiap olahan bakso ayam buangan.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectTepung Tulang, Jamur tiram, Kadar Protein, Kadar Abuen_US
dc.titlePengaruh Proporsi Penggunaan Tepung Tulang dan Jamur Tiram Terhadap Kadar Protein, Kadar Abu dan Organoleptik Pada Pembuatan Bakso Daging Ayam Petelur Afkiren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0723086404
dc.identifier.nidnNIDN0730047201
dc.identifier.nimNIM2016410109
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54231#PETERNAKAN


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [229]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Peternakan

Show simple item record