dc.description.abstract | Ayam petelur di Kecamatan Karangploso, yaitu salah satu pemasaran seperti aktivitas perdagangan yang mengangkut telur maupun daging barang/jasa dari peternak ke masyarakat. Wawasan pasar tidak hanya menangkap perubahan harga telur yang terjadi, tetapi juga jenis dan kualitas produk yang diinginkan konsumen, tempat menjual telur yang menawarkan peluang lebih baik, dan permintaan konsumen akan produksi telur. Pemasaran telur yang terpenting adalah produsen berhak menetapkan harga yang pasti. Harga jual telur sangat ditentukan oleh kualitas telur tersebut. Semakin baik kualitas telur maka semakin tinggi pula harga jual telur yang diterima. Pengambilan telur dilakukan secara manual menggunakan egg tray, telur yang terkumpul disimpan sementara di sudut kotak, kemudian dibongkar dan dibawa ke tempat penampungan. Untuk mengurangi resiko pembusukan, disarankan untuk menyimpan telur di egg tray, bukan peti kayu tempat telur mudah pecah, penyebab telur rusak karena ayam sudah tua sehingga menghasilkan telur dengan cangkang tipis yang mengakibatkan telur pecah. Penelitian ini merupakan penelitian yang dengan metode kuantitatif, dimana teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Populasi penelitian ini adalah 30 ekor ayam petelur di desa Ngenep, desa Donowarih, desa Bocek dan desa Ampeldento, kecamatan Karangploso, kabupaten Malang. Sampel yang digunakan sebanyak 30 sampel sesuai jumlah populasi, masing-masing hektar penggembalaan yang berasal dari Desa Ngenep, Desa Donowarih, Desa Bocek dan Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan peternak ayam petelur desa Bocek berfluktuasi setiap tahunnya, pendapatan tertinggi pada tahun 2020 sebesar Rp 2.893.907.433 per tahun sedangkan pendapatan terendah pada tahun 2021 sebesar Rp 2.796.910.778/tahun. Faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ayam petelur adalah jumlah ayam, pakan, tenaga kerja dan kandang. | en_US |