Penggunaan Daun Lamtoro Dengan Level Yang Berbeda Pada Konsentrat Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, Serat Kasar, Pada Ternak Kambing
Abstract
Pada penelitian ini akan diketahui bagaimana pengaruh variasi konsentrasi daun lamtoro terhadap asupan dan pencernaan BK, BO, dan SK pada kambing. Subjek penelitian adalah kambing peranakan Etawa jantan sebanyak 16 ekor dengan rata-rata bobot badan 28,20 3,79 kg/ekor.
Penelitian ini menggunakan metode Uji Coba Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang meliputi 4 perlakuan dengan 4 ulangan: P1 (pakan basal + 10% lamtoro dalam konsentrat PK 18%), P2 (pakan basal + 20% lamtoro dalam 18% konsentrat PK). konsentrat PK), P3 (pakan basal + lamtoro 30% dalam konsentrat PK 18%), dan P4 (pakan basal + 40% lamtoro dalam konsentrat PK 18%). Setelah dikaji faktor konsumsi dan daya cernanya.
Tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan terhadap temuan konsumsi keseluruhan Bahan Kering 15623,68 g, Bahan Organik 13843,77 g, dan Serat Kasar 4108,06 g (P>0,05). Tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, hal ini terlihat dari daya cerna keseluruhan bahan kering sebesar 11,50%, bahan organik sebesar 12,04%, dan serat kasar sebesar 10,32% (P>0,05).
Berdasarkan hasil penelitian, kambing Etawa Peranakan jantan memberikan respon yang baik terhadap pemberian konsentrat hijauan terbaik yang terbuat dari jagung giling, dedak, bungkil kelapa, bungkil kedelai, sekam kopi, molase, mineral, dan garam dengan penambahan daun lamtoro 30%. Kambing ini mengkonsumsi serat kasar total 990,55 gram per ekor per hari, dengan asupan bahan kering harian sebesar 3864,30 gram. Kecernaan bahan kering total 2,83% 0,05 g/ekor/hari, kecernaan bahan organik total 2,96% 0,04 g/ekor/hari, dan kecernaan serat kasar total 2,40% 0,05 g/hari. Kambing peranakan Etawa jantan yang diberi pakan 1 ekor/hari memberikan respon baik terhadap uji kecernaan bahan kering, bahan organik, dan serat kasar.
Collections
- Skripsi [229]