dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan di Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang pada tanggal 20 Maret sampai dengan 12 Mei 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan daun Lamtoro dalam konsentrasi yang berbeda terhadap asupan bahan kering organik dan bahan kasar. Kambing membutuhkan protein dalam makanannya.
Penelitian ini mengkaji konsumsi BK, BO, dan PK oleh kambing (total 16 ekor kambing etawa) menggunakan daun Lamtoro dengan persentase konsentrat yang bervariasi. bermanfaat untuk perkembangan berat dan ukuran kambing.
Praktek beternak, khususnya kambing, masih dianggap tradisional di Desa Klampok karena menyangkut tempat tinggal, pakan, dan penyediaan air minum bagi ternak. Hijauan dan tanaman pohon yang dihasilkan dari sisa bahan pertanian digunakan sebagai pakan. Perkembangan dan produksi kambing tidak maksimal karena tidak pernah diberi pakan tambahan berupa konsentrat. Lamtoro juga mengandung unsur antinutrisi, termasuk mimosin, asam amino non-protein yang, jika sering tertelan dalam waktu lama, dapat merusak hewan atau mengakibatkan masalah kesehatan. Penelitian tentang rata-rata jumlah bahan organik yang diserap oleh daun lamtoro pada konsentrasi yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan P1 pada konsentrasi 10%, sedangkan perlakuan P2 pada konsentrasi 20%. Perlakuan P1 memiliki rata-rata konsumsi pakan terbesar pada tingkat konsentrasi 10%, sedangkan Perlakuan P2 memiliki rata-rata konsumsi bahan organik terendah pada tingkat konsentrasi 20%, menurut penelitian konsumsi bahan organik menggunakan daun lamtoro pada konsentrasi berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika daun lamtoro ditambahkan pada ransum konsentrat jagung tumbuk, bekatul, bungkil kelapa, bungkil kedelai, kulit kopi, tetes tebu, mineral, dan garam, kambing peranakan peranakan jantan melahap bahan kering, bahan organik, dan bahan organik. | en_US |