dc.description.abstract | Lahan yang diklaim oleh para penghobi di Landungsari, Kecamatan Dau, Malang, sedang dikaji untuk membatasi penyebaran Vigna angularis, atau tanaman kacang merah. Sehubungan dengan tumpang sari kacang merah-jagung manis, jagung manis darat (Zea mays saccharata Sturt). 2022–2023 (Desember–April). Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi teknik pengamatan panen yang paling efektif untuk tumpang sari guna meningkatkan hasil dan pengembangan tanaman. Sesuai dengan protokol uji coba, enam obat dan empat ulangan disusun dalam suatu Protokol Acak (RAK). Untuk mendapatkan hasil sebagai berikut, jagung manis dan kacang merah dipisahkan menjadi satu bagian: Kacang merah 40 x 20 cm dan jagung manis 80 x 20 cm = 2, Kacang merah 40 x 50 cm dan jagung manis 80 x 50 cm = 3, merah kacang 30 x 20 cm dan jagung manis 120 x 20 cm = 4, kacang merah 40 x 35 cm dan jagung manis 120 x 35 cm = 5, dst dapat digunakan untuk menghitung jarak keduanya. Jika diisi monokultur maka tanaman kacang merah dibagi menjadi 40 ruas dengan ukuran x 20 cm, 40 x 35 cm, dan 40 x 50 cm, sedangkan tanaman jagung manis dibagi menjadi ruas 80 x 20 cm, 80 x 35 cm. , 80x50cm, 120x20cm dan 120x35cm. Perubahan digunakan untuk menguji data ini, dan apabila Fhitung lebih menonjol dari Ftabel maka dilakukan uji BNT 5%.
Masuk akal jika diasumsikan bahwa perbedaan jarak tanam antara kacang merah dan jagung manis mempengaruhi hampir seluruh parameter yang diamati, seperti jumlah daun jagung, bobot benih per tanaman, dan tingkat tanaman kedua kacang tersebut. Hal ini juga berdampak pada beberapa variabel lain, antara lain jumlah kemunculan kacang merah, jumlah daun kacang merah, dan bobot tongkol jagung manis tanpa kulit. Berat tongkol tanpa sekam per Ha merupakan hasil optimal jagung manis pada sistem tumpang sari dengan jarak tanam 120 x 35 cm. Berat benih per hektar pada sistem tumpang sari pada jarak tanam 40 x 50 cm atau 2621. Dampak paling nyata dari kacang merah adalah 42 kg/ha | en_US |