Show simple item record

dc.contributor.authorOso, S
dc.contributor.authorHandayani, S
dc.contributor.authorAfrila, A
dc.date.accessioned2024-05-07T05:07:03Z
dc.date.available2024-05-07T05:07:03Z
dc.date.issued2024-04-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3670
dc.description.abstractTelur bebek seringkali menjadi salah satu pilihan utama sebagai sumber protein dalam konsumsi masyarakat. Telur bebek merupakan pilihan utama sebagai sumber gizi yang bergizi untuk masyarakat. Menurut Badan Ketahanan Pangan Indonesia, konsumsi telur di Indonesia meningkat dari 80,89% hingga 89,47% antara tahun 2013 dan 2017. Sebanyak 5,49% dari total kebutuhan telur di Indonesia, atau sekitar 298.000 ton, dipenuhi oleh telur bebek. Telur cenderung mengalami kerusakan setelah lebih dari dua minggu disimpan karena faktor fisik, kimia, dan biologis yang dipicu oleh mikroorganisme. Telur segar yang baru dipisahkan dari induknya memiliki masa simpan yang singkat. Jika dibiarkan terbuka pada suhu ruangan, telur hanya akan bertahan selama 10 hingga 14 hari. Untuk meningkatkan masa simpan telur, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubahnya menjadi telur asin. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak dari durasi dan metode pembersihan yang bervariasi dalam pembuatan telur asin bebek terhadap tingkat garam dan karakteristik organoleptiknya. Manfaatnya adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana lama dan cara pembersihan mempengaruhi kadar garam dan kualitas sensorik dari telur asin bebek yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial dan dilaksanakan pada bulan Juni 2023, di Laboratorium Rekayasa Proses di Science Techno Park, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Faktor pertama adalah metode pembersihan cangkang telur (M), dengan dua tingkat, dan faktor kedua adalah lama fermentasi (L), dengan tiga tingkat, menghasilkan enam kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga total ada 18 sampel percobaan. Faktor I: Metode Pembersihan (M1: dengan cara digosok dan M2: dengan cara tidak digosok) Faktor II: Lama Fermentasi (L) (L1: 6 hari , L2: 12 hari dan L3:: 18 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan dari interaksi antara durasi fermentasi dan metode pembersihan terhadap kadar garam putih dan kuning telur pada telur bebek asin. Namun, interaksi tersebut memengaruhi sifat organoleptik seperti aroma, warna, dan rasa secara signifikanen_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian dan Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malangen_US
dc.subjectCara pembersihan, Lama fermentasi, Telur asin bebek, Kadar garam, Organoleptiken_US
dc.titleMetode Cara Pembersihan Dan Lama Fermentasi Pembuatan Telur Asin Bebek Terhadap Kadar Garam Dan Organoleptiken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0730047201
dc.identifier.nidnNIDN0723086404
dc.identifier.nimNIM2017410093
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54231#PETERNAKAN


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [229]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Peternakan

Show simple item record