Show simple item record

dc.contributor.authorEhaq, MSP
dc.contributor.authorFitasari, E
dc.contributor.authorThiasari, N
dc.date.accessioned2024-07-12T07:43:50Z
dc.date.available2024-07-12T07:43:50Z
dc.date.issued2024-06-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3823
dc.description.abstractLimbah lambung ini berasal dari tanaman pertanian yaitu ubi jalar. Penting untuk membahas teknologi pengolahan pakan dalam konteks silase, yang dapat memanfaatkan limbah pertanian dan meningkatkan kandungan nutrisi serta durasi penyimpanan melalui penggunaan brangkasan dan umbi ubi jalar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sumber WSC (karbohidrat larut air) pada umbi-umbian mempengaruhi kualitas silase. Rancangan acak lengkap (RAL) digunakan dalam penelitian ini, dan empat perlakuan adalah sebagai berikut: V1. 100% silase kompor; V2. 90% silase kompor + 10% umbi-umbian; V3. Silase Tawar 80% + 20% Umbi; dan V4. 70% lambung + 30% umbi-umbian. dengan tiga kali pengulangan setiap perlakuan. Variabel yang diamati adalah protein kasar (PK), bahan organik (BO), dan bahan kering (BK). Analisis proksimat dilakukan 21 hari setelah produksi silase. Berdasarkan hasil penelitian, kualitas bahan kering (BK) dan bahan organik (BO) pada silase brangkasan tidak berpengaruh nyata dengan penggunaan umbi ubi jalar sebagai sumber WSC, namun kualitas protein kasar (PK) berpengaruh nyata. . Perlakuan V4 memberikan hasil paling besar pada bahan kering (BK) dan bahan organik (BO), dengan kadar BK dan BO masing-masing sebesar 16,54% dan 12%. Perlakuan V2 dan V3 yang tidak dilakukan penyisipan umbi menunjukkan penurunan yang nyata dibandingkan perlakuan lainnya. karena perlakuan V1 respirasi tanaman dan aktivitas mikroba lebih tinggi, yang terjadi bersamaan dengan peningkatan jumlah umbi. Selain itu, Anda dapat mengamati bahwa ia berada pada fase lag dan fase eksponensial dari kurva perkembangan mikroba. Untuk memantau nilai protein kasar, perlakuan V1 dengan brangkasan 100% tanpa umbi-umbian adalah yang paling efektif. Karena umbi-umbian diketahui memiliki nilai protein kasar sebesar 2,44%, yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan brangkasan yang sebesar 9,81%, penambahan umbi-umbian pada perlakuan V2, V3, dan V4 akan menghasilkan pasokan protein yang sangat rendah. Untuk mengetahui kandungan WSC pada umbi ubi jalar, penulis kemudian merekomendasikan penelitian lebih lanjut berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil diskusi, dan kesimpulan.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectUbi Jalar, Wsc, Silaseen_US
dc.titlePenggunaan Umbi Ubi Jalar Sebagai Sumber WSC (Water Soluble Carbohydrate) Pada Kualitas Silase Brangkasanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0703018301
dc.identifier.nidnNIDN0723058705
dc.identifier.nimNIM2016410090
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54231#PETERNAKAN


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [229]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Peternakan

Show simple item record