dc.description.abstract | Cabai dibudidayakan secara luas dan dinilai sebagai tanaman utama di Indonesia. Cabai sering digunakan sebagai bumbu dan penyedap masakan karena rasa, aroma, dan warnanya yang berbeda. Capsicum frutescens L., anggota keluarga Solanaceae dan sumber cabai rawit, dihargai karena beragam warna, rasa, dan kandungan nutrisi buahnya. Penelitian ini akan melihat permasalahan pendapatan, harga, dan produksi di Desa Pendem Kecamatan Junrejo Kota Batu. Teknik desain penelitian yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 350 peserta dari tujuh kelompok tani berbeda. Rumus Slovin digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan pengambilan sampel secara purposive sampling. Menurut penelitian Slovin, 39 peserta dari 7 kelompok tani harus dimasukkan dalam sampel. Setiap kelompok terdiri dari lima hingga enam petani. Tanaman cabai rawit di Desa Pendem menghadapi sejumlah permasalahan terkait produksi, seperti penyakit dan hama, kekurangan tenaga kerja, rendahnya kualitas tanah, dan perubahan iklim. Dengan demikian, petani Desa Pendem mempunyai profil risiko sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan bahwa diperkirakan tidak akan terjadi kerugian sebesar 0,07 persen untuk setiap kilogram cabai rawit yang diproduksi. Petani yang mampu melampaui ekspektasi pendapatannya dikenal sebagai pengambil risiko, dan inilah risiko yang mereka hadapi. Referensi, penelitian sejarah berdasarkan wawancara petani, dan observasi semuanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko. Rata-rata pendapatan petani yang mendapat bantuan ini lebih tinggi karena tingginya tingkat harga Rp 40.000 per kilogram. Sebanyak Rp2.154.271 atau Rp43.520.000 diberikan kepada petani. | en_US |