Lama Simpan Dalam Suhu Dingin Pada Nugget Daging Itik Afkir Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Kadar Air, Kadar Serat Kasar dan Uji Organoleptik
Abstract
Daging bebek merupakan sumber protein hewani yang sangat bergizi. Akan tetapi, bebek terutama dipelihara untuk diambil telurnya, sehingga saat ini pemanfaatan daging bebek sebagai sumber daging masih sangat sedikit dan terbatas. Sebagian besar daging bebek diolah menjadi bebek goreng atau panggang (Nurlaila et al., 2017). Karena rasanya yang amis, teksturnya yang alot, dan warnanya yang merah, daging bebek kurang diminati oleh konsumen dibandingkan daging lainnya (Srigandono, 1997).
Dari sekian banyak makanan cepat saji yang paling digemari masyarakat Indonesia, nugget termasuk di antaranya. Menurut hasil penelitian Astriani dkk. (2013), nugget adalah olahan daging sapi yang dibentuk persegi panjang lalu ditaburi tepung terigu berbumbu. Ikan, unggas, bahkan daging sapi merupakan bahan hewani yang umum digunakan untuk membuat nugget. Meskipun produk ini memiliki kadar serat yang rendah (0,9 g/100 g) dan kadar lemak yang tinggi (18,82 g/100 g), nugget daging sapi memiliki cita rasa yang lezat.
Penambahan jamur tiram (Pleurotus Ostreatus) terhadap kadar air dan kadar serat kasar nugget daging bebek sisa dapat membantu mengawetkannya di iklim dingin. Penelitian ini mengkaji pengaruh penyimpanan nugget ayam pada suhu 4°C dan penambahan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dalam jumlah bervariasi menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Empat perlakuan meliputi komponen pertama, penambahan jamur tiram: P0 (tanpa penambahan), P1 (30%), P2 (40%), dan P3 (50%). Komponen kedua adalah berapa lama nugget ayam disimpan setelah jamur tiram ditambahkan. Ada empat alternatif waktu penyimpanan: tujuh hari (L1), empat belas hari (L2), dua puluh satu hari (L3), dan dua puluh delapan hari (L4). Untuk menilai kualitas nugget ayam berdasarkan tekstur, rasa, dan masa simpannya dalam pengaturan penyimpanan tertentu, pengamatan dilakukan setiap lima hari. Peneliti dapat menggunakan teknik ini untuk mengetahui perbandingan ideal penambahan jamur tiram terhadap lama penyimpanan, yang berpengaruh terhadap sifat fisik dan organoleptik nugget ayam.
Variabel yang diamati meliputi serat kasar, uji organoleptik, dan kadar air. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan Analisis Varians (ANOVA) kemudian digunakan untuk memeriksa data yang terkumpul. Tujuan dari rancangan dan analisis ini adalah untuk memastikan temuan analisis dan meningkatkan derajat kebenaran penelitian. Jika analisis ANOVA menghasilkan hasil yang signifikan secara statistik, pengujian akan dilanjutkan ke perbedaan signifikan terkecil (BNT) dengan tingkat kesalahan 5%. Sebaliknya, jika hasilnya menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan, pengujian akan dilanjutkan ke uji BNT dengan tingkat kesalahan 1% (Gomez dan Gomez, 1995).
Berdasarkan nilai P > 0,05 dan P < 0,01, hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) pada nugget daging bebek sisa pengolahan selama beberapa waktu dalam suhu dingin terhadap kadar serat kasar dan kadar air, menunjukkan bahwa penambahan jamur tiram memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kedua parameter tersebut. Berdasarkan hasil uji organoleptik, penambahan bahan berserat tidak mengubah warna, tekstur, aroma, maupun rasa. Teknik indeks efektivitas penelitian yang disertakan pada perlakuan P3 penambahan jamur tiram 50% terbukti merupakan terapi yang paling menguntungkan.
Collections
- Skripsi [229]