Pengaruh Pupuk Kandang dan NPK terhadap Produksi Tanaman Bawang Merah
Abstract
Bawang merah (Allium cepa L.) yang saat ini dibudidayakan dalam jumlah besar oleh petani tradisional merupakan salah satu komoditas sayuran terbaik yang tersedia. Produk sayuran ini merupakan rempah-rempah penting yang digunakan baik sebagai bumbu dapur maupun dalam pengobatan tradisional. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk terus tumbuh dan berproduksi lebih banyak setelah mereka melakukannya. Selama pertumbuhan, tanaman membutuhkan nutrisi penting termasuk N, P, dan K. Meningkatkan jumlah pupuk NPK merupakan salah satu langkah yang dilakukan. Sangat penting untuk menggunakan kotoran ayam sebagai tambahan pupuk sintetis untuk menjaga keseimbangan. Karena kotoran ayam memiliki konsentrasi N, P, dan K yang tinggi, maka menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian terakhir dilakukan di Desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Penelitian ini berlangsung selama 56 hari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Karena mungkin ada sembilan percobaan, masing-masing dengan tiga kali ulangan, dari dua komponen percobaan, maka totalnya ada 27 percobaan. Karena masing-masing dari empat percobaan memiliki empat tanaman, jumlah total tanaman adalah 108. Totalnya ada 54 tanaman sampel karena setiap kelompok perlakuan yang diperiksa mencakup empat tanaman. Metrik sasarannya adalah berat umbi/hasil kebun, tinggi tanaman, jumlah umbi merah, jumlah umbi per kebun, dan berat umbi segar per kebun.
Temuan menunjukkan bahwa kriteria yang digunakan untuk menilai tanaman bawang merah terkait dengan aplikasi pupuk kandang ayam dan pupuk NPK tidak berinteraksi. Hasil ini memiliki konsekuensi penting bagi pendekatan terapi di masa mendatang. Tanaman yang tumbuh paling tinggi berukuran 29,94 cm pada dosis 10 ton/ha. Ketika diberi pupuk kotoran ayam 15 ton/ha, hasil terbaik, dibandingkan dengan perlakuan lain, adalah 10,12 ton/ha.
Collections
- Skripsi [217]