dc.description.abstract | Entok memiliki berat lebih dari ayam atau itik, memiliki kadar protein 21,4%, yang hampir sama dengan daging ayam, dan memiliki kadar lemak rendah, dagingnya merupakan hasil utama dari peternakan entok (Harun et al., 1998). Jeruk nipis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat (93,41 ppm), yang menjadikannya sebagai pengawet alami juga. Karena komposisinya, jeruk nipis dapat digunakan sebagai bumbu alami untuk melunakkan daging entok dan menghilangkan bau amis (Fajarwati, 2013). Penelitian ini akan menyelidiki hubungan antara lamanya waktu perendaman dalam larutan jeruk nipis (Citarus Aurantifolia) dengan pH dan kelembutan daging entok. Laboratorium Teknik Industri dan Mikrobiologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi di Malang melakukan penelitian. Penelitian ini memiliki rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Daging entok diolah sebagai berikut: P0 menyatakan tidak direndam dalam larutan kapur, P1 menyatakan 40 menit perendaman, P2 menyatakan 60 menit, dan P3 menyatakan 80 menit perendaman. Variabel yang diperhitungkan dan diteliti dalam penelitian ini adalah keempukan dan pH. Kami menggunakan analisis varians (ANOVA) untuk menguji data pada tingkat signifikansi 5%. Waktu perendaman terbaik ditemukan dengan menggunakan uji perbedaan signifikan terkecil (BNT) jika analisis varians menghasilkan temuan yang akurat. Penelitian ini menemukan korelasi yang sangat signifikan (P˂0,01) antara keempukan dan pH. Menurut temuan penelitian, P3 merupakan perlakuan paling efektif saat merendam daging bebek dalam larutan kapur dengan menggunakan pendekatan indeks efektivitas. P3 memiliki perlakuan terbaik, dengan nilai total 1,00 setelah direndam selama 80 menit dan mencapai konsentrasi 20%. | en_US |