Penggunaan Daun Indigofera, Kelor, Ketela Dalam Pakan Konsentrat terhadap Konsumsi Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Pada Kelinci
Abstract
Penelitian ini dilakukan di kandang milik Bapak Suhadi Akhiriyanto, S.Pt. di Desa Petungsewu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, selama satu bulan, mulai tanggal 21 Desember 2023 sampai dengan tanggal 18 Januari 2024. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak peningkatan bahan kering, protein kasar, dan bahan organik yang dikonsumsi kelinci New Zealand White ketika hingga 30% pakan konsentratnya ditambah dengan daun ketela, kelor, dan indigofera. Manfaat utama dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan tentang penggunaan bahan pakan alternatif tersebut. Menurut hipotesis penelitian, penggunaan daun tersebut dapat memberikan dampak terhadap parameter yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan. Pakan yang diberikan berupa campuran sayur-sayuran, konsentrat, ketela, tepung daun indigofera, dan kelor, dengan pakan yang berasal dari kelinci New Zealand White. Setelah dilakukan analisis ANOVA terhadap data, dilakukan uji BNJ untuk melihat apakah terjadi perubahan yang signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi tersebut secara signifikan memengaruhi asupan bahan kering dan protein kasar, tetapi tidak pada bahan organik. Perlakuan P4 (100% konsentrat) memiliki konsumsi bahan kering tertinggi, yaitu 314,45 g/ekor/hari. P4 mengonsumsi bahan organik paling banyak (268,99 g/ekor) setiap hari. Namun, pada 53,69 g/ekor, P3 (30% tepung daun ketela) memiliki konsumsi protein kasar harian tertinggi. Alasan untuk variasi ini termasuk variasi dalam palatabilitas dan kandungan nutrisi makanan antar perlakuan.
Singkatnya, kelinci New Zealand White mengonsumsi protein kasar paling banyak saat ditambahkan 30% tepung daun ketela (P3), sementara jumlah bahan kering dan bahan organik tertinggi dikonsumsi saat digunakan 100% konsentrat (P4). Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan lebih banyak replikasi, kontrol yang lebih ketat, dan pemeriksaan faktor efek yang mungkin terjadi. Baik kandungan nutrisi maupun proses pencampuran pakan harus ditingkatkan untuk mendorong kelinci mengonsumsi lebih banyak nutrisi.
Collections
- Skripsi [255]