Kajian Proporsi Daging Ayam, Tepung Terigu, Dan Tepung Tapioka Pada Bakso Goreng Terhadap Analisa Kadar Air, Kadar Lemak, Dan Organoleptik
Abstract
Bakso goreng yang dikenal dengan sebutan "basreng" merupakan makanan ringan yang umum ditemukan di daerah Bandung. Bakso goreng yang dikenal dengan sebutan "basreng" ini tidak seperti bakso pada umumnya. Bakso yang biasa disajikan dengan kuah pedas ini bentuknya lonjong atau bundar. Hanya ada satu hal yang membedakan bakso goreng "basreng" dengan bakso pada umumnya, yaitu proses perebusan, pengeringan, dan penggorengan. Sementara itu, keripik goreng memiliki tekstur yang renyah dan cocok untuk dijadikan camilan. Dengan mengurangi aktivitas air dan mencegah perkembangan bakteri dan kuman, pengeringan bertujuan untuk memperpanjang masa simpan makanan. Salah satu manfaat menggoreng bakso adalah bakso "basreng" menjadi renyah dan lezat karena kandungan airnya yang rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan informasi mengenai pemanfaatan tepung tapioka dalam menggoreng bakso, khususnya dalam analisis kadar air, kadar lemak, dan sifat organoleptik. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para akademisi, khususnya mahasiswa Program Studi Peternakan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum dengan memberikan informasi dan peluang usaha mengenai pemanfaatan tepung tapioka dalam menggoreng bakso serta pengaruhnya terhadap mutu air, kadar lemak, dan sifat organoleptik bakso.
Laboratorium Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang menjadi lokasi penelitian pada bulan April. Laboratorium Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang melakukan analisis kadar air, lemak, dan organoleptik. Percobaan yang menggunakan kombinasi tepung tapioka dan tepung terigu serta beberapa jenis ayam panggang ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Setiap kombinasi perlakuan dilakukan sebanyak empat kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan.
Penambahan tepung tapioka dan tepung terigu yang berbeda pada bakso ayam goreng tidak mengubah kandungan proteinnya secara signifikan (P>0,01) atau daya mengembangnya (P<0,05), menurut hasil penelitian. Namun, hasil uji organoleptik memiliki dampak yang signifikan pada warna, tekstur, aroma, dan rasa masing-masing perlakuan (P>0,01). Dengan menggunakan pendekatan indeks efektivitas, perlakuan terbaik diidentifikasi dengan hasil yang menunjukkan kandungan lemak 0,00%, kadar air 0,00%, rasa 0,16%, tekstur 0,13%, warna 0,14%, dan aroma 0,14%.
Collections
- Skripsi [255]