Efektifitas Penggunaan Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestika) Sebagai Bahan Sanitasi Dalam Penetasan Itik Lokal Terhadap Mortalitas Dan Daya Tetas Embrio
Abstract
Itik yang ada sekarang tidak memiliki sifat mengeram telur dikarenakan perubahan genetik yang ada, sehingga membutuhkan campur tangan manusia untuk mengerami atau menetaskan telur-telur tersebut. Sanitasi merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam penetasan telur itik sehingga perlu adanya penelitian untuk mencari sanitasi terbaik menggunakan ekstrak kunyit (Curcuma domestika). Penelitian ini bertujuan untuk memahami efektifitas penggunaan ekstrak kunyit sebagai bahan pembersih dalam penetasan itik lokal terhadap mortalitas dan daya tetas. Tempat penelitian di Laboratorium Ilmu Peternakan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, pada tanggal 29 September sampai dengan tanggal 01 November Tahun 2019. Materi yang di pakai yaitu telur itik hasil perkawinan itik Hibrida dan itik Peking sebanyak 80 butir berasal dari Peternakan rakyat milik Bapak Wahyu yang berdomisili di desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. cara yang dipakai ialah rancangan acak lengkap (RAL), 4 (empat) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. Masing-masing ulangan terdiri 5 butir telur itik. Perlakuan yang digunakan ialah P0 0% sebagai kontrol, P1 ekstrak kunyit sebanyak 15%, P2 ekstrak kunyit sebanyak 30% dan P3 ekstrak kunyit sebanyak 45%. Data analisis dengan anova, apabila perlakuana berbeda signifikan akan di lanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pengelapan dengan menggunakan ekstrak kunyit adalah berbeda sangat signifikan (P<0,05) terhadap kematian embrio dan daya tetas dengan menggunakan Ekstrak kunyit. perlakuan P3 45% lebih bagus dari P1 15% dan P2 30%, berpengaruh tidak signifikan dengan P0 0%. Mortalitas terbaik dari setiap perlakuan adalah P3 45% lebih bagus dari P1 15% dan P2 30%, berpengaruh tidak signifikan dengan P0 0%. Dapat disimpulkan bahwa efektifitas penggunaan ekstrak kunyit sebagai bahan sanitasi dalam penetasan itik lokal berbeda sangat signifikan (P<0,05) terhadap kematian embrio dan daya tetas. perlakuan terbaik P3 45% dapat meningkatkan daya tetas sebanyak 90% dan menurunkan mortalitas sebanyak 10% akan tetapi berpengaruh tidak signifikan dengan perlakuan kontrol (P0).
Collections
- Skripsi [229]