• Login
    View Item 
    •   Beranda Rinjani
    • Fakultas Pertanian
    • Teknologi Industri Pertanian
    • Mahasiswa
    • Skripsi
    • View Item
    •   Beranda Rinjani
    • Fakultas Pertanian
    • Teknologi Industri Pertanian
    • Mahasiswa
    • Skripsi
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Fortifikasi Tepung Rebung (Dendrocalamus Asper) Pada Pembuatan Biskuit dan Serta Analisa Usaha

    Thumbnail
    View/Open
    ARTIKEL (171.3Kb)
    CEK SIMILARITY (697.3Kb)
    Date
    2022-09-29
    Author
    Eframandira, W
    Ahmadi, KGS
    Sasongko, P
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Fortifikasi tepung rebung pada pembuatan biskuit kaya serat dilakukan untuk menambahkan nilai gizi, salah satu satunnya penggunaan tepung rebung yang digunakan pada pembuatan biskuit. Rebung bambu (Dendrocalamus asper) salah satu bahan pangan yang mempunyai kandungan gizi, terutama kandungan serat yang terkandung didalamnya yang dapat menurunkan kolesterol darah, disamping itu, rebung mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, vitamin C, serta mineral lain seperti kalsium, fosfor, besi dan kalium. Rebung yang kaya akan serat serta kandungan gizi lainnya berpotensi diolah menjadi tepung yang kaya akan serat (Nugroho, 2012). Biskuit pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat dengan varian yang berbeda. Pada umumnya biskuit mengandung lemak serta karbohidrat, akan tetapi biskuit memiliki kandungan serat yang relatif rendah (Gordon, 1989). Sehingga untuk meningkatkan zat serat pada biskuit, maka diperlukan bahan pangan yang mempunyai serat. Salah satu pangan fungsional yang memiliki kandungan serat yang tinggi yaitu rebung. Dengan penambahan tepung rebung pada pembuatan biskuit diharapkan menambah zat gizi pada produk tersebut terutama kandungan serat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu P0 = tanpa penambahan tepung rebung, P1=penambahan 5% tepung rebung, P2= Penambahan 10% tepung rebung, P3= penambahan 15% tepung rebung, P4= penambahan 20% tepung rebung dan P5= penambahan 25% tepung rebung. Penentuan perlakuan terbaik dengan menggunakan metode indeks efektivitas (De Garmo, 2003). Hasil penelitian mendapatkan perlakuan terbaik pada perlakuan 5% dengan karakteristik ini yaitu perlakuan terbaik dari uji serat kasar,kadar air, kadar abu, dan daya patah. Analisa usaha pada fortifikasi tepung rebung pada pembuatan biskuit kaya serat dengan kapasitas produksi selama satu tahun yaitu sebesar, Rp. 30.000 toples, maka diperoleh HPP sebesar Rp. 10.999/ bungkus. Harga jual biskuit 15.000/ bungkus. BEP yang diperoleh sebesar Rp. 149.989.321, proyeksi laba/rugi Rp. 120.026.272, RC/Ratio 1,36 sehingga analisa usaha pada pembuatan biskuit kaya serat layak untuk diusahakan.
    URI
    https://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/1588
    Collections
    • Skripsi [113]

    Rinjani Unitri support OAI 2.0 URL  https://rinjani.unitri.ac.id/oai/request
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    Rinjani Unitri support OAI 2.0 URL  https://rinjani.unitri.ac.id/oai/request
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV