Manajemen Rantai Tata Niaga Bahan Baku Biji Kopi di Kecamatan Lamba Leda Manggarai Timur
Abstract
Kopi merupakan tanaman berharga yang banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Kopi juga memainkan peran penting dalam sebagian besar perdagangan dunia, karena menyumbang setengah dari semua ekspor barang dagangan tropis Kopi memiliki daya tarik yang luas, Selain rasanya yang enak, dan fakta bahwa ia populer karena alasan sejarah, tradisional, sosial, dan ekonomi, biji kopi memiliki banyak kualitas lain yang menjadikannya komoditas yang diinginkan. Kopi dipasaran dunia biasanya merupakan campuran biji kopi Arabica dan Robusta. Perbedaan antara kedua kopi adalah kandungan kafeinnya. Produksi kopi paling cocok untuk iklim hangat dan tropis. Petani kopi saat ini umumnya menjual biji kopi kering ke pengepul. Pengumpul menjual ke pedagang besar, yang kemudian menjual ke industri atau ekspor di daerah mereka.
Perdagangan adalah sistem kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada konsumen saat ini dan calon konsumen. Pada prinsipnya sistem perdagangan adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Aliran barang dapat difasilitasi oleh peran agen pemasaran, yang sangat tergantung pada sistem pasar yang berlaku dan karakteristik barang yang dipasarkan.
Produksi kopi di daerah NTT, menurut Badan Pusat Statistik dari tahun 2015 mencapai 21.011 produksi. pada tahun 2016 mengalami peningkatan mencapai 22.228 produksi, pada tahun 2017 mengalami penurunan 21.364 produksi dan ditahun 2018 mencapai 20.457 produksi kopi tidak dapat berbicara untuk semua orang, tetapi saya percaya bahwa banyak orang akan menganggap artikel ini menarik. Menurut data Dinas Kehutanan dan Perkebunan setempat, pada tahun 2016 dan 2017 Kabupaten Manggarai memiliki tingkat deforestasi dan pengembangan perkebunan yang tinggi. Tanaman kopi Robusta meliputi area seluas 4.261,65 hektar dan menghasilkan 353,89 kilogram kopi per hektar.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa cara sebagai berikut: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Kuesioner.
Analisis tata niaga menemukan bahwa tata niaga kopi di Kecamatan Lamba Leda efektif karena petani kopi di Desa Tengku Leda memiliki R/C sebesar 9,34. Oleh karena itu, petani kopi merupakan usaha yang efisien dan layak karena pengembalian modal lebih besar dari satu. Dan di desa Lamba Keli, R/C adalah 11,59 karena R-C ratio > 1, dan di desa Compang Mekar, R/C adalah 10,62, nilai R-C ratio > 1, dan R/C di desa Compang Deru adalah 11,42 karena nilai R-C ratio >1 Sedangkan pengepul kecil mendapat keuntungan Rp.2.100 Pedagang grosir dalam sistem perdagangan adalah yang paling efisien, karena mereka dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3000 karena memiliki nilai pasar produk yang besar.
Collections
- Skripsi [104]