dc.description.abstract | Karena rasanya yang manis, buah dari tanaman asli Indonesia yang dikenal sebagai salak (Salacca zalacca) sangat disukai oleh masyarakat umum.Setiap tahun, output penelitian salak di Indonesia.Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2013), produksi salak di Indonesia mencapai 749.876, 1.082.1115, dan 1.035.406 ton dalam tiga tahun terakhir 2010, 2011, dan 2012.
Salah satu barang unggulan di Kabupaten Enrek Selatan adalah Tanaman Salak Enrekang.Sektor yang berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Kabupaten Enrekang.
Di sana merupakan sektor yang memiliki pengaruh signifikan dalam perekonomian Kabupaten Enrekang.
Di Desa Cece Sulawesi Selatan, Kecamatan Alla, dan Kabupaten Enrekang terdapat banyak sentra budidaya tanaman salak.
Pertumbuhan jumlah limbah buah salak yang terdiri dari kulit batang dan biji salak tidak dapat dihindarkan disebabkan oleh pemanfaatan buah salak.
Limbah dari biji selada yang sulit diubah menjadi makanan.
Oleh karena itu diharapkan limbah biji salak dapat diolah menjadi serbuk biji salak untuk meningkatkan nilai ekonomisnya.
Banyak antioksidan dapat ditemukan dalam biji salad.
Biji salak termasuk komponen flavonoid dan tanin, serta sejumlah kecil alkaloid, menurut hasil uji fitokimia (Saputra, 2008).
Flavonoid memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah (Saputra, 2008).
Tubuh menggunakan zat antioksidan sebagai bagian dari pertahanannya terhadap efek merusak dari radikal bebas.
Untuk menghasilkan bubuk kopi dengan kualitas fisik, kimia, dan organoleptik terbaik, penelitian ini akan menentukan berapa banyak bubuk biji salak yang harus ditambahkan pada bubuk kopi robusta. Juga akan ditentukan berapa banyak bubuk kopi yang akan dialokasikan dari perlakuan Bubuk kopi robusta terbaik memiliki bubuk biji salak yang ditambahkan ke dalamnya. | en_US |