Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik Manisan Kering Buah Pepaya (Carica Papaya L.)
Abstract
Pepaya (Carica Papaya L.) cepat rusak karena kandungan airnya yang tinggi. Buah pepaya dapat diolah menjadi manisan sebagai salah satu cara agar buah lebih bermanfaat dan mengurangi kadar airnya. menghasilkan produk alami pepaya berlapis gula kering yang bagus. Enam tingkat konsentrasi gula digunakan dalam metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Ada enam konsentrasi gula yang berbeda: 10%, 20%, 30%, 40%, 50% , dan 60%. Dibuat enam perlakuan berdasarkan konsentrasi sukrosa, dan masing-masing perlakuan dibuat tiga kali, sehingga menjadi 18 satuan percobaan. Dengan tingkat kesalahan 5%, digunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk melanjutkan analisis data yang diperoleh. Dengan menggunakan pendekatan berdasarkan indeks efektivitas, dipilih perlakuan terbaik. Pendekatan aspek keuangan digunakan dalam analisis kelayakan usaha dengan mengevaluasi BEP satuan, BEP harga, payback period (PP), dan R/ kriteria rasio C.
Berdasarkan hasil penelitian, sukrosa pada konsentrasi 20% (B2) menghasilkan manisan buah pepaya kering terbaik dengan karakteristik kadar air 20,96%, kadar vitamin C 23,67 mg/100 ml, warna 3,60, rasa 4,35, aroma 4,15 , dan tekstur 3.50. Studi kelayakan usaha menghasilkan nilai HPP sebesar Rp 7.040, nilai BEP satuan sebesar Rp 101.797,86, dan nilai harga BEP sebesar Rp 763.483.942. Selama satu tahun tujuh bulan, pengembalian investasi akan dikembalikan. R/C ratio dihitung menjadi 1,07, menunjukkan bahwa usaha manisan kering pepaya layak karena menghasilkan keuntungan.
Collections
- Skripsi [104]