Pemanfaatan Limbah Biji Hasil Ekstrasi Minyak Buah Merah Dengan Pelarut dan Suhu Pengeringan Yang Berbeda Menjadi Tepung Terhadap Nilai Gizi dan Organoleptik
Abstract
Buah merah adalah buah lokal yang terdapat di daerah pegunungan Papua seperti Jayawijaya, Nabire, Timika Dan Manokwari (Santoso et al. 2011; Achadiani et al. 2013). Buah merah terdiri dari ratusan biji yang membentuk kulit buah dan biji buah merah tersebut ditutupi oleh daging yang sangat tipis yang berupa lemak (Tjitrosoepomo, 2005). Hingga sekarang ini pendayagunaan buah merah hanya fokus pada daging buah merahnya saja. Sedangkan selain daging buah, juga terdapat komponen lain dari buah merah yaitu biji buahnya. Septiyaningsih (2010) berhasil mengidentifikasi dan mengisolasi komponen non polar dari biji buah merah. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa asam lemak yang mendominasi komponen non-polar dari biji buah merah. Untuk proses penghilangan minyak dan zat-zat sisa yang masih menempel di biji buah merah ini maka dimaserasi menggunakan pelarut n-Hexane (non polar), etanol (semi polar) dan aquades (polar), kemudian dikeringkan dan ditumbuk sampai halus dan disaring.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu faktor penghilangan minyak dengan 3 pelarut dan 2 suhu pengeringan yang berbeda, diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan kadar lemak tertinggi pada P1T2 yaitu etanol dengan suhu 60℃ = 69,04%; kadar air tertinggi pada P1T2 yaitu etanol dengan suhu 60℃ = 2,61%; kadar abu tertinggi pada P3T1 yaitu aquades dengan suhu 50℃ = 0,98%; warna = 3,91; tekstur = 4,16
Collections
- Skripsi [104]