Proporsi Antara Limbah Cair Tahu dan Air Kelapa Terhadap Karakteristik Nata De Coco Serta Analisa Usahanya
Abstract
Makanan fermentasi yang disebut nata de coco adalah penduduk asli Filipina. Bakteri Acetobacter xylinum menghasilkan nata, di permukaan substrat, ada gel yang mengambang. Membran atau lembaran mengandung selulosa hingga kisaran 35 hingga 62%. Elastisitas produk ditentukan oleh gaya tekan yang menyebabkan kerusakan awal sebelum terjadi kerusakan lebih lanjut akibat distorsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi yang tepat antara air kelapa dan limbah cair tahu untuk pembuatan nata de coco. Laboratorium Rekayasa Proses Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang, menjadi tuan rumah studi ini dari Juli hingga selesai. Pengacakan penuh digunakan dalam penyelidikan ini dengan hanya satu komponen (CRD). Air kelapa dengan rasio cairan produk sampingan tahu adalah faktor penentu. Berikut adalah isinya: Perlakuan P1: air kelapa 90% dengan limbah cair tahu 10%; P2: limbah cair tahu 20% dan air kelapa 80%; P3: ampas tahu 30% dan air kelapa 70%; P4: limbah cair tahu 40% dan air kelapa 60%; dan P5: 50% air kelapa dan 50% limbah cair tahu. Ditemukan bahwa proses P3, yang mencampurkan 70% air kelapa dengan 30% ampas tahu cair dan memiliki tingkat kelembapan tipikal 87,11, adalah cara yang paling efisien untuk menghasilkan nata de coco. P1 yang memiliki 90% limbah cair tahu dan 90% air kelapa memberikan ketebalan dan berat nata de coco terbaik (1,8 cm dan 211,75 gram). Dengan skor kesukaan warna 3,4% dan kesukaan tekstur 3,7%, perlakuan P5 yang meliputi konsentrasi air kelapa 50% dan air ampas tahu 50% merupakan yang terbaik untuk nata de coco. Dengan nilai efektivitas total (NE) sebesar 91,14 dan komposisi air kelapa 70% dan air ampas tahu 30%, dipilih P3 sebagai perlakuan terbaik dengan menggunakan teknik indeks keefektifan. Hasil dari perlakuan ini adalah pH 87,11% dan kadar air 4,03%. Anda bisa membuat produk Nata de Coco ini karena HPP diproduksi dengan mencampurkan sisa tahu dengan air kelapa. Harga per bungkus yang beratnya 200 gram adalah Rp 8.000. RCR 1,20 per tahun, BEP Rp 453.700, dan 9200 gram per bungkus, BEP Rp 51.094.314,88 per bulan.
Collections
- Skripsi [104]