Proporsi Tepung Umbi Talas Modifikasi Dengan Tepung Jagung Pulut Dalam Produksi Mie Kering Dan Analisa Kelayakan Komersialnya
Abstract
Bahan utama pembuatan mie instan adalah tepung terigu. Jika konsumsi masyarakat terus meningkat maka kebutuhan tepung juga akan meningkat, sedangkan tepung harus diimpor. Penggunaan tepung terigu yang terus meningkat mengakibatkan impor tepung terigu mencapai 638.863,48 ton pada tahun 2011 (Disperindag, 2012). Peningkatan tepung terigu dapat mengancam ketahanan pangan nasional, sehingga solusinya adalah mencari alternatif lokal. produk substitusi yang mempunyai nilai tambah. Salah satu bahan lokalnya adalah jagung ketan dan umbi talas. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan tepung akar talas dan tepung maizena untuk menghasilkan mie instan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial (RAL), khusus membandingkan tepung akar talas dengan tepung jagung glutamat, meliputi 4 taraf yaitu: M1 = 100% bubuk akar talas, 0% bubuk akar talas, M2.= 75% bubuk akar talas, 25% bubuk jagung ketan, M3 = 50% tepung akar talas 50% tepung maizena pulut, M4 = 25% tepung akar talas 75% tepung maizena pulut, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 16 sampel. Berdasarkan hasil analisa pengolahan terbaik maka diperoleh nilai rendemen (NH). Nilai tertinggi sebesar 0,79 pada perlakuan 50% bubuk akar talas dan 50% bubuk jagung pulut. Masing-masing perlakuan didasarkan pada kadar air 8,30%, kadar abu 5,04%, kadar lemak 2,20%, kesukaan warna 3,86 (netral), kesukaan warna 3,86 (netral), rasa 3,67 (netral) dan kesukaan aroma 3,76 (netral). Mie instan 50% bubuk akar talas: Harus menggunakan tepung jagung pulut 50% karena RCR = 1,15 dan HPP 2183,15/bungkus dengan harga jual Rp 2510.6225.
Collections
- Skripsi [104]