Pemanfaatan Maggot Untuk Pembuatan Pupuk Organik Dari Kulit Kakao
Abstract
Tanaman kakao termasuk tanaman perkebunan yang umumnya tumbuh di daerah tropis. Permasalahan dalam penelitian ini diawali dengan limbah kulit kakao yang belum dimanfaatkan atau hanya dibuang terutama di Kota Maumere , Kabupaten Sikka, Nusa tenggara Timur sebab itulah riset berikut dilaksanakan untuk mengolah limbah kulit kakao sebagai pakan telur BSF untuk menghasilkan pupuk organik dan maggot. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kualitas kasgot dari limbah kulit kakao dan jumlah takaran telur BSF yang digunakan, dan Analisa Kelayakan Usaha pembuatan pupuk organik dari kulit kakao dengan memanfaatkan Maggot. Rancangan yang dilakukan pada riset ini adalah Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) Faktorial dengan dua faktor yaitu Faktor I : Jenis Perlakuan ( J ) JI : kulit kakao yang dicacah ukuran 1 cm, J2 : kulit kakao yang dihancurkan. Faktor 2 Takaran Telur BSF dan Kulit Kakao (P) : PI : 0,25 gram telur BSF / 500 gram kulit kakao, P2 : 0,5 gram telur BSF / 500 gram kulit kakao, P3 : 0,75 gram telur BSF / 500 gram kulit kakao. Kandungan nitrogen (N), kandungan phospor (P), kandungan kalium (K), protein maggot, dan berat maggot merupakan karakteristik yang terdeteksi dalam penelitian ini. Analisis varians (ANOVA) digunakan untuk analisis statistik. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terapi (J2P1) mempunyai hasil terbaik, yaitu sebagai berikut: Jenis Limbah Kulit Kakao Yang Dihancurkan dan 0,25 gram telur BSF / 500 gram kulit kakao. Dengan nilai Kadar N : 2,14 %, Kadar P : 20,86 %, Kadar K : 3,65%, Protein Maggot 31,3 % dan Berat Maggot 45 gram, dan hasil Analisa Kelayakan Usaha didapatkan nilai R/C untuk usaha maggot sebesar 1,49 sedangkan Pupuk Organik Kasgot sebesar 1,50 maka dinyatakan layak untuk diusahakan.
Collections
- Skripsi [104]