• Login
    View Item 
    •   Beranda Rinjani
    • Fakultas Pertanian
    • Peternakan
    • Mahasiswa
    • Skripsi
    • View Item
    •   Beranda Rinjani
    • Fakultas Pertanian
    • Peternakan
    • Mahasiswa
    • Skripsi
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Level Pemberian Konsentrat Berbasis Daun Ketela Pohon Pada Ternak Kelinci New Zealand White Terhadap Konsumsi Bahan Kering Bahan Organik dan Protein Kasar

    Thumbnail
    View/Open
    Artikel (130.5Kb)
    Cek Similarity (680.9Kb)
    Date
    2025-02-28
    Author
    Robaka, SU
    Marhaeniyanto, E
    Susanti, S
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Penelitian ini dilaksanakan di peternakan kelinci milik Bapak Tabagus Ramanda di Dusun Sekar Putih, Desa Pandem, Kecamatan Pandem, Kota Batu, pada bulan November 2023 sampai dengan Januari 2024. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak bahan kering, bahan organik, dan protein kasar yang dikonsumsi oleh kelinci New Zealand White. Salah satu manfaat utama dari penelitian ini adalah memberikan edukasi kepada pembaca tentang pemanfaatan konsentrat daun singkong. Enam belas ekor kelinci putih jantan dari Selandia Baru, dengan berat 1,5 kg saat lahir dan berusia antara dua dan tiga bulan, digunakan dalam penelitian ini. Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan 16 unit percobaan, yang masing-masing memiliki empat perlakuan dan ulangan serta satu ekor kelinci. ANOVA digunakan untuk menganalisis data, dan jika ditemukan perbedaan yang signifikan, digunakan uji BNJ 5%. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P4 (tingkat pemberian konsentrat 12% dari BB) memiliki konsumsi bahan kering (DM) tertinggi, yaitu 348,73 ± 44,36 g/ekor/hari, sedangkan perlakuan P2 (tingkat pemberian konsentrat 10% dari BB) memiliki konsumsi terendah, yaitu 276,36 ± 20,71 g/ekor/hari. Perlakuan P4 (tingkat pemberian konsentrat 12% BB) memiliki asupan bahan organik (OM) terbesar, yaitu 302,08 ± 39,95 g/ekor/hari, sedangkan perlakuan P2 (tingkat pemberian konsentrat 10% BB) memiliki asupan terendah, yaitu 236,50 ± 18,86 g/ekor/hari. Perlakuan P4 (tingkat pemberian konsentrat 12% BB) memiliki asupan protein kasar (PK) terbesar (78,74 ± 12,42 g/ekor/hari), sedangkan perlakuan P2 (tingkat pemberian konsentrat 12% BB) memiliki asupan terendah (61,15 ± 6,41 g/ekor/hari). Jumlah BK, OM, dan PK yang dikonsumsi pada setiap perlakuan tidak bervariasi secara signifikan (P>0,05) menurut uji ANOVA. Menurut temuan penelitian, kelinci jantan New Zealand White yang diberi konsentrat daun singkong 12% (perlakuan P4) pada berbagai dosis memiliki hasil terbaik. Meskipun berpotensi meningkatkan konsumsi BK, OM, dan PK, hasil ini tidak berbeda secara signifikan dari perlakuan lainnya (P>0,05). Karena dapat meningkatkan asupan BK, OM, dan PK, para peneliti menyarankan untuk menggunakan dosis konsentrat 12% yang dibuat dari daun singkong (perlakuan P4).
    URI
    https://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/4153
    Collections
    • Skripsi [259]

    Rinjani Unitri support OAI 2.0 URL  https://rinjani.unitri.ac.id/oai/request
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    Rinjani Unitri support OAI 2.0 URL  https://rinjani.unitri.ac.id/oai/request
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV