Show simple item record

dc.contributor.authorRobaka, SU
dc.contributor.authorMarhaeniyanto, E
dc.contributor.authorSusanti, S
dc.date.accessioned2025-02-17T04:43:38Z
dc.date.available2025-02-17T04:43:38Z
dc.date.issued2025-02-28
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/4153
dc.description.abstractPenelitian ini dilaksanakan di peternakan kelinci milik Bapak Tabagus Ramanda di Dusun Sekar Putih, Desa Pandem, Kecamatan Pandem, Kota Batu, pada bulan November 2023 sampai dengan Januari 2024. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak bahan kering, bahan organik, dan protein kasar yang dikonsumsi oleh kelinci New Zealand White. Salah satu manfaat utama dari penelitian ini adalah memberikan edukasi kepada pembaca tentang pemanfaatan konsentrat daun singkong. Enam belas ekor kelinci putih jantan dari Selandia Baru, dengan berat 1,5 kg saat lahir dan berusia antara dua dan tiga bulan, digunakan dalam penelitian ini. Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan 16 unit percobaan, yang masing-masing memiliki empat perlakuan dan ulangan serta satu ekor kelinci. ANOVA digunakan untuk menganalisis data, dan jika ditemukan perbedaan yang signifikan, digunakan uji BNJ 5%. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P4 (tingkat pemberian konsentrat 12% dari BB) memiliki konsumsi bahan kering (DM) tertinggi, yaitu 348,73 ± 44,36 g/ekor/hari, sedangkan perlakuan P2 (tingkat pemberian konsentrat 10% dari BB) memiliki konsumsi terendah, yaitu 276,36 ± 20,71 g/ekor/hari. Perlakuan P4 (tingkat pemberian konsentrat 12% BB) memiliki asupan bahan organik (OM) terbesar, yaitu 302,08 ± 39,95 g/ekor/hari, sedangkan perlakuan P2 (tingkat pemberian konsentrat 10% BB) memiliki asupan terendah, yaitu 236,50 ± 18,86 g/ekor/hari. Perlakuan P4 (tingkat pemberian konsentrat 12% BB) memiliki asupan protein kasar (PK) terbesar (78,74 ± 12,42 g/ekor/hari), sedangkan perlakuan P2 (tingkat pemberian konsentrat 12% BB) memiliki asupan terendah (61,15 ± 6,41 g/ekor/hari). Jumlah BK, OM, dan PK yang dikonsumsi pada setiap perlakuan tidak bervariasi secara signifikan (P>0,05) menurut uji ANOVA. Menurut temuan penelitian, kelinci jantan New Zealand White yang diberi konsentrat daun singkong 12% (perlakuan P4) pada berbagai dosis memiliki hasil terbaik. Meskipun berpotensi meningkatkan konsumsi BK, OM, dan PK, hasil ini tidak berbeda secara signifikan dari perlakuan lainnya (P>0,05). Karena dapat meningkatkan asupan BK, OM, dan PK, para peneliti menyarankan untuk menggunakan dosis konsentrat 12% yang dibuat dari daun singkong (perlakuan P4).en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malangen_US
dc.subjectKelinci, Daun Ketela Pohon, Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasaren_US
dc.titleLevel Pemberian Konsentrat Berbasis Daun Ketela Pohon Pada Ternak Kelinci New Zealand White Terhadap Konsumsi Bahan Kering Bahan Organik dan Protein Kasaren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0003106802
dc.identifier.nidnNIDN0711036901
dc.identifier.nimNIM2017410099
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54231#PETERNAKAN


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [255]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Peternakan

Show simple item record