• Login
    View Item 
    •   Beranda Rinjani
    • Fakultas Pertanian
    • Teknologi Industri Pertanian
    • Mahasiswa
    • Skripsi
    • View Item
    •   Beranda Rinjani
    • Fakultas Pertanian
    • Teknologi Industri Pertanian
    • Mahasiswa
    • Skripsi
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Proses Produksi dan Variabilitas Mutu Garam Rakyat di Atapupu Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Thumbnail
    View/Open
    ARTIKEL (155.1Kb)
    CEK SIMILARITY (625.7Kb)
    Date
    2023-11-29
    Author
    Abuk, E
    Ahmadi, KGS
    Tantalu, L
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Garam adalah substansi padat berbentuk kristal putih yang berasal dari proses pengeringan air laut. Proses ini menghasilkan kristal mineral yang memiliki rasa asin khas. Pengolahan garam dapat dilakukan dengan metode tradisional atau modern. Pendekatan modern seringkali dilakukan oleh perusahaan besar menggunakan teknologi evaporasi untuk menghasilkan garam berkualitas tinggi. Di sisi lain, pendekatan tradisional dilakukan oleh petani garam yang tinggal di pesisir pantai suatu wilayah. Mereka mengandalkan fasilitas sederhana dan sinar matahari untuk menguapkan air laut. Desa Dua Laus memiliki lahan tambak garam seluas 1.465,14 Ha, hasil kerjasama antara investor dan petani tambak garam. Setiap tahun, selama musim kemarau, mereka mampu menghasilkan lebih dari 80 ton garam per hektar lahan tambaknya. Tujuan penelitian untuk mempelajari teknik pengolahan garam yang digunakan di desa Dua Laus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Propinsi NTT, mengkaji kualitas garam yang dihasilkan petani tambak garam rakyat di Desa Dua Laus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Propinsi NTT, dan mempelajari permasalahan produksi garam rakyat di desa Dua Laus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Propinsi NTT. Metode pengumpulan data, penulis menggunakan metode survey dan wawancara. Hasil penelitian adalah sistem pengolahan garam di Kabupaten Belu Desa Dua Laus masih bersifat tradisional dan belum bisa sampai pada sistem yang modern. Untuk kualitas garam yang dihasil berdasarkan uji laboratorium yaitu, warna gram dan NaCL. Sampel 1, 2 dan 3 berwarna merah (a) sampel 1 = 13,64, sampel 2 = 13,52, sampel 3 = 13,56 dan sampel 4 sebesar =70,25 lebih putih (L) dan kadar NaCI sampel 1 sebesar 72,10% , sampel 2 75,61% sampel 3 sebesar 77,80%, dan sampel 4 sebesar 76,56%. Petani garam menghadapi beberapa tantangan, seperti masih banyaknya produksi garam yang dilakukan secara konvensional, ketergantungan pada kondisi cuaca, dan belum terpenuhinya standar industri dalam hal kualitas garam.
    URI
    https://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3391
    Collections
    • Skripsi [113]

    Rinjani Unitri support OAI 2.0 URL  https://rinjani.unitri.ac.id/oai/request
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    Rinjani Unitri support OAI 2.0 URL  https://rinjani.unitri.ac.id/oai/request
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV